ANGKASAREVIEW.COM – The Guizhou Aircraft Industry Corporation (GAIC), pabrikan pesawat asal China menggelar penerbangan pertama dari pesawat nirawak Yaoying II. Ini adalah pesawat tempur nirawak ketiga dari China yang berhasi melaksanakan uji terbang.
Sebelum Yaoying II, China Aerospace Sains dan Teknologi Corporation (CASC) dan Kelompok Industri Pesawat Chengdu (CAIG) telah lebih dulu mengembangkan pesawat tempur nirawak.
Versi Yaoying yang tidak bersenjata melakukan penerbangan pertamanya pada kuartal ketiga 2016, dilengkapi dengan radar pencitraan untuk misi pengintaian dalam pod di bagian perutnya.
Baca juga:
Makin Perkasa, China Genjot Produksi Pesawat Angkut Y-20 Untuk PLAAF
Taiwan Gelar Latihan Militer Terbesar untuk Hadapi Invasi China
Nama Yaoying diterjemahkan sebagai Foal Eagle. Sebagian media lokal juga kerap menyebutnya dengan istilah Harrier Hawk.
Tanggal 3 Juli lalu, sebuah foto diklaim sebagai penerbangan pertama dari Yaoying II. Penerbangan itu digelar di lapangan udara Anshun GAIC. Namun saat itu pihak GAIC menamakannya sebagai “Air Sniper” dalam bahasa Inggris yang dilukis di badan pesawat.
Foto-foto menunjukkan bahwa Yaoying II memiliki dua tiang untuk membawa rudal anti-armor AKD-9, dan tiang lain yang tidak digunakan. Yaoying II memiliki berat lepas landas maksimum 1.280 kilogram, ketinggian jelajah 23.000 kaki, dan kecepatan jelajah 116 knot. Daya tahan terbang tanpa beban sekitar 32 jam.
Media Cina mencatat bahwa pesawat tempur nirawak ini, seperti pendahulunya dari CASC dan CAIG, akan siap untuk diekspor dan dapat disesuaikan untu beragam keperluan dari pemesannya. Seperti CAIG, GAIC adalah anak perusahaan dari Aviation Industry Corporation of China (AVIC) yang merupakan perusahaan milik negara.
Sekitar selusin negara di Timur Tengah, Afrika, dan Asia telah membeli UAV Cina dalam seri CH- dan Wing Loong yang dapat dipersenjatai.
(ian)