ANGKASAREVIEW.COM – Terbetik kabar Angkatan Bersenjata Rusia saat ini tengah melaksanakan pengujian akhir rudal udara ke udara jarak jauh R-37M guna melengkapi penempur Su-35 dan Su-57. Rudal ini sebenarnya bukan barang baru karena versi lama (R-37) telah dikembangkan sejak 1980-an untuk MiG-31 Foxhound. Hanya saja, pengembangannya memang mengalami pasang surut dan bahkan belum masuk jalur produksi massal.
Menilik kodenya, R-37M jelas merupakan pengembangan mutakhir (versi modern) dari R-37 yang oleh NATO diberi desainasi AA-13 (AA-X-13) Arrow atau Andi. Seri rudal buatan Biro Desain Vympel NPO (OKB-134) ini merupakan rudal berukuran besar, cepat, bertenaga, dan berjarak jangkau sangat jauh.
Vympel R-37 sendiri dibuat untuk menggantikan R-33 (AA-9 Amos), rudal udara ke udara jarak jauh andalan MiG-31. Fungsi utama rudal ini adalah untuk melumat pesawat-pesawat bernilai tinggi miliki musuh, seperti pesawat kontrol dan kendali udara AWACS (Airborne Warning and Control Systems) maupun C4ISTAR (Command, Control, Communications, Computers, Information/Intelligence, Surveillance, Targeting Acquisition and Reconnaissance)
R-37 mulai dikembangkan tahun 1983 dan diuji enam tahun kemudian pada 1989. Pada 1994, K-37 (prototipe R-37) berhasil menghancurkan target ujinya pada jarak yang sangat jauh, 300 km. Namun sayang, kelanjutan program rudal ini terhenti akibat biaya pengembangan yang tinggi dan ketidaktersediaan MiG-31 sebagai platform peluncurnya kala itu.
Baru pada 2006, Pemerintah Rusia kembali melanjutkan proyek yang sempat mati suri ini dan memulai ulang pengembangan R-37 seiring modernisasi MiG-31B menjadi MiG-31BM. Rudal yang dikembangkan pun mendapat kode baru yaitu R-37M atau RVV-BD (Raketa Vozduh-Vozduh Bolyshoy Dalnosty, dalam bahasa Inggris berarti Long Range Air-to-Air Missile).
Tidak diketahui pasti apakah rudal ini telah digunakan oleh MiG-31BM. Sebagian sumber mengatakan R-37M telah diproduksi sejak 2014 hingga berita ini menghangat lagi saat ini.
Belum ada data resmi juga yang menerangkan detail spesifikasi dari R-37M. Situs Defence Blog yang mengutip laman Lenka dari Rusia menyebut, rudal ini diperkirakan memiliki bobot luncur 500 kg dan dilengkapi dengan 60 kg hulu ledak berdaya hancur tinggi. Soal kecepatan, rudal disebut mampu ngibrit hingga 6 Mach atau 7.350 km/jam.
Beragam laman militer menuliskan, R-37M saat ini memang tengah dituntaskan pengembangannya oleh Rusia. Hal ini mengingat jet-jet tempur andalan Beruang Merah macam Su-35 dan terlebih lagi Su-57 butuh arsenal udara yang dari sisi kemampuan harus melebihi rudal-rudal sejenis yang dikembangkan Amerika Serikat.
Sementara AS sendiri saat ini sebenarnya sudah tidak punya lagi rudal udara ke udara jarak jauh, karena AIM-54 Phoenix yang jadi andalan F-14 Tomcat telah purnabakti. Phoenix yang digunakan AS sejak 1974 telah dipensiunkan pada 2004, disusul kemudian oleh pensiunnya Tomcat tahun 2006. Hanya Iran yang diduga masih memiliki rudal AIM-54 Phoenix karena negeri ‘Tanah Aryan’ itu masih mengoperasikan F-14.
Di AS, AIM-54 selanjutnya digantikan perannya oleh AIM-120 AMRAAM dengan platform pesawat peluncur F/A-18 Hornet dan F/A-18E/F Super Hornet serta sejumlah penempur lain. Secara spesifikasi bisa saja dikatakan ‘turun grade’ karena AMRAAM merupakan rudal jarak menengah (walau dapat ditarik ke kategori jarak jauh).
Sebagai pembanding Sobat AR, rudal jarak jauh AIM-54 Phoenix memiliki jarak jangkau 190 km dan kecepatan 5 Mach. AIM-120 AMRAAM berdaya jangkau 45-160 km dan berkecepatan maksimal 4 Mach. Sedangkan R-37M disebut-sebut memiliki jangkauan hingga 398 km (cruise glide) atau 150 km (direct shot) dan kecepatan 6 Mach.
Meski begitu, AS bukan berarti berdiam diri. November tahun lalu muncul berita kalau Paman Sam diam-diam tengah mengembangkan rudal udara ke udara jarak jauh pengganti AIM-120D yang disebut LREW (Long Range Engagement Weapon). Rudal ini diandalkan akan melengkapi F-22 Raptor dan F-35 Lightning II. Dapat dimaklumi, karena hal itu sebuah keniscayaan. Lihat Eropa Barat misalnya, yang saat ini sudah melenggang dengan rudal udara ke udara jarak jauh andalan MBDA Meteor (100-320 km, 4 Mach).
Kembali ke R-37M yang diklaim Rusia lebih hebat dari AMRAAM dan Phoenix, disebutkan bahwa manakala rudal ini sudah siap, tiga jet tempur terbaru andalan Rusia akan jadi platform pertama yang jadi peluncur rudal ini. Ketiganya adalah MiG-31BM, Su-35S, dan Su-57.
RONI SONTANI