AIRSPACE REVIEW – Pemerintah Swedia telah memulai negosiasi dengan Jerman untuk mengakuisisi dan mengintegrasikan rudal jelajah Taurus KEPD-350 pada jet tempur Gripen C Angkatan Udara Swedia.
Dokumen resmi dari Badan Materiel Pertahanan Swedia (FMV) menyebutkan, integrasi rudal Taurus KEPD-35 pada Gripen C merupakan bagian dari program MS23.
Proses integrasi rudal Taurus akan dilakukan oleh Saab dengan target operasional pada tahun 2028.
Taurus KEPD-350 adalah rudal serang presisi jarak jauh yang dikembangkan bersama oleh Jerman dan Swedia. Rudal ini dirancang untuk misi penetrasi mendalam terhadap target yang diperkeras dan dibentengi.
Meskipun awalnya dikembangkan dengan kompatibilitas untuk Gripen, Swedia memang belum pernah mengakuisisi rudal ini sebelumnya.
Keputusan ini sejalan dengan strategi modernisasi angkatan udara Swedia yang lebih luas, yang mencakup penghentian bertahap 45 pesawat Gripen C/D dari armadanya saat ini yang berjumlah 105.
Pesawat-pesawat yang dipensiunkan tersebut akan digantikan dengan pesawat tempur baru Gripen E/F.
Sementara 60 Gripen C/D lainnya akan ditingkatkan untuk mempertahankan kemampuan operasional.
Sebagai anggota NATO, Swedia juga dapat mengeksplorasi kemampuan serangan alternatif seperti AGM-158 JASSM buatan AS yang sudah digunakan oleh aliansi seperti Polandia.
Taurus KEPD-350 menjadi rudal andalan bagi armada Gripen. Rudal ini sebanding dengan rudal Storm Shadow/SCALP-EG yang dikembangkan Inggris dan Prancis.
Rudal jelajah Taurus mampu menjangkau target sejauh 500 km dan terbang pada kecepatan subsonik tinggi (Mach 0,95).
Rudal ini dapat beroperasi pada ketinggian sangat rendah untuk menghindari deteksi.
Taurus dilengkapi dengan hulu ledak MEPHISTO seberat 481 kg yang dirancang untuk menembus jauh ke dalam struktur yang diperkeras dengan sistem peledakan dua tahap. (RNS)