AIRSPACE REVIEW – Bangladesh dilaporkan sedang bernegosiasi dengan perusahaan pertahanan Turkiye Otokar Otomotiv ve Savunma Sanayi AS (Otokar) untuk pembelian 26 tank ringan Tulpar guna meningkatkan kemampuan armada lapis bajanya.
Pengiriman tank diharapkan akan dimulai pada tahun 2025 ini juga. Pembelian ini menandakan langkah signifikan dalam strategi modernisasi militer Bangladesh, tulis Turkiye Today (4/1).
Pada pameran pertahanan World Defense Show (WDS) 2024 di Riyadh, Arab Saudi Februari lalu, Otokar meluncurkan Tulpar dengan turret baru Leonardo Hitfact Mk2 dan kanon kaliber 120 mm.
Seperti diketahui, sebelumnya tank pesaing Pindad/FNSS Kaplan MT (Harimau) ini mengusung turret 3105 HP berkanon 105 mm buatan CMI Cockerill dari Belgia yang diperkenalkan tahun 2018.
Dengan menggunakan kanon baru berkekuatan tinggi kaliber 120 mm, daya tembak Tulpar semakin mematikan bahkan untuk menghadapi tank tempur kelas berat sekalipun.
Turret modular dan ringan ini mendukung berbagai persenjataan, termasuk kanon 105/52 mm dan kanon smoothbore 120/45 mm. Persenjataan sekundernya menggunakan meriam 7,62 mm yang dipasang secara koaksial.
Tergolong sebagai tank ringan, Tulpar memiliki bobot yang tidak terlalu berat, yakni di kisaran 32-40 ton. Bobot ini, menjadikannya cocok untuk beroperasi di berbagai medan baik perkotaan, hutan, maupun gurun.
Tulpar ditenagai mesin diesel DSI V8 bertenaga 810 hp buatan Scania, Swedia. Mesin ini disandingkan dengan transmisi otomatis SAPA SG-850. Jangkauannya mencapai 600 km dengan laju kecepatan maksimum hingga 70 km/jam.
Bagi Angkatan Darat Bangladesh, Tulpar akan menjadi tank ringan modern kedua yang dimilikinya. Sebelumnya Bangladesh telah mengoperasikan VT-5 buatan NORINCO China.
Menurut SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute), Bangladesh memesan 44 tank ringan VT5 pada Desember 2019.
Gelombang pertama tank dengan kanon 105 mm ini mulai dikirimkan pada November 2022, menjadikan Bangladesh sebagai pelanggan pertama dari tank VT5. (RBS)
Kekuatan militer negeri “Tanah Sungai” tersebut tak bisa dipandang sebelah mata