AIRSPACE REVIEW – Kementerian Pertahanan Jepang pada 23 Desember 2024 mengumumkan pengembangan varian peperangan elektronik jarak jauh (SOJ) untuk Angkatan Udara Jepang (JSDAF).
Pesawat peperangan elektronik (EW) baru ini dikembangkan berdasarkan pesawat angkut Kawasaki C-2 yang dirancang untuk menggantikan EC-1 yang telah beroperasi sejak 1986.
Proyek C-2 SOJ ini akan melibatkan pembelian empat pesawat, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) dalam pengacauan jarak jauh untuk mengganggu sistem musuh sekaligus memastikan keselamatan operasional.
Kementerian Pertahanan Jepang sendiri telah memulai program perang elektronik jarak jauh C-2 SOJ ini pada tahun fiskal 2020.
Pengembangannya dibagi menjadi dua tahap. Fase pertama, yang berlangsung dari tahun 2020 hingga 2026, berfokus pada pembentukan kemampuan pengacauan tautan data dan pengintegrasian platform perang multi elektronik.
Fase kedua, dari tahun 2023 hingga 2032, bertujuan untuk menyempurnakan dan mengoperasionalkan teknologi ini.
Platform ini menggabungkan teknologi dari sistem sebelumnya, termasuk perangkat pengacauan elektronik J/ALQ-5 dan sistem pengukuran gelombang radio canggih.
Pesawat EC-1 yang akan digantikan oleh C-2 SOJ adalah platform peperangan elektronik khusus yang berasal dari pesawat angkut Kawasaki C-1.
Dikembangkan pada tahun 1983, EC-1 dilengkapi dengan sistem penanggulangan elektronik (ECM) J/ALQ-5.
Kemudian ditingkatkan menjadi J/ALQ-5 Kai, sistem ELINT Toshiba, dan avionik ECM dan ELINT tambahan dari Amerika Serikat.
Modifikasi rangka pesawat mencakup hidung bulat hitam, radome ekor, dan fairing antena untuk radar dan peralatan pengacau komunikasi.
Pesawat EC-1 dapat mendeteksi dan mengacaukan sinyal radar dan komunikasi serta menyebarkan chaff pod saat diperlukan. (RBS)