AIRSPACE REVIEW – Pemerintah Malaysia telah meminta kepada Korea Aerospace Industries (KAI) untuk mempercepat pengiriman jet tempur FA-50M, yang sebelumnya dijadwalkan selesai pada tahun 2026.
Permintaan tersebut disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim.
“Jika memungkinkan, percepatlah,” kata Anwar kepada wartawan Malaysia di akhir kunjungan resminya ke Korea Selatan pada 26 November 2024.
Namun, ia tidak memberikan rincian mengenai negosiasi untuk mempercepat proses akuisisi.
Pada September 2024, Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin mengatakan produsen jet tempur KAI dan Hanwha Aerospace telah mencapai 38% pembangunan pesawat.
Sebelumnya, di pameran DSA 2024 yang diadakan di Kuala Lumpur, Angkatan Udara Malaysia mengumumkan akan menerima FA-50M mulai Oktober 2026 hingga Juni 2027.
Seperti diketahui, pada Mei 2023 Kementerian Pertahanan Malaysia dan KAI telah menyelesaikan kontrak senilai 920 juta dolar AS untuk pengadaan 18 pesawat FA-50M.
FA-50M merupakan versi penyempurnaan dari FA-50 Fighting Eagle, jet tempur ringan multiperan yang dikembangkan dari jet latih T-50 Golden Eagle.
Varian M (Malaysia) mencakup upgrade dan modifikasi lebih lanjut yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya terutama dalam efektivitas tempur dan operasional.
Menurut Angkatan Udara Malaysia, konfigurasi pertama sebagai jet tempur, FA-50M akan mampu membawa dua rudal udara ke udara jarak dekat AIM-9 Sidewinder, dua Tangki Bahan Bakar Eksternal (EFT) dengan cadangan bahan bakar 20 menit untuk radius aksi 430 NM.
Konfigurasi kedua, berorientasi pada serangan darat, terdiri dari dua AIM-9, dua bom MK-82 seberat 500 pon, dan kemungkinan konversi ke JDAM, serta dilengkapi EFT dengan cadangan bahan bakar 20 menit. Konfigurasi udara ke darat ini akan memiliki radius efektif 335 NM.
FA-50M Malaysia memiliki kemampuan yang mirip dengan FA-50P yang dibeli oleh Polandia di mana pesawat dilengkapi dengan radar Active Electronically Scaned Array (AESA) dan Sniper ATP (Advanced Targeting Pod).
Varian FA-50M lebih canggih dibanding pesawat sejenis yang dimiliki oleh angkatan udara di kawasan Asia Tenggara yakni Thailand, Filipina, dan Indonesia (RBS)