AIRSPACE REVIEW – Angkatan Laut Filipina tengah memodernisasi armadanya untuk operasi maritim, termasuk mempercepat pengadaan wahana tanpa awak permukaan air dan udara.
Bekerja sama dengan Amerika Serikat, AL Filipina akan mendapatkan Kendaraan Permukaan Nirawak (USV) seperti MANTAS T12 atau yang lebih besar dari itu.
MANTAS T12 yang dikembangkan oleh MARTAC adalah USV serbaguna berukuran panjang 3,6 m dengan kapasitas muatan 64 kg.
Didukung oleh mesin listrik canggih, wahana ini sanggup mencapai kecepatan melebihi 30 knot. Kendaraan bisa dioperasikan dari pantai atau dilepaskan dari kapal.
Sistem ini mengintegrasikan berbagai sensor, termasuk kamera EO/IR, sonar, dan lidar sehingga dapat melakukan berbagai misi, termasuk pengawasan, penanggulangan ranjau, pengumpulan intelijen, hingga operasi penyerbuan.
Selain USV, AL Filipina juga akan memperoleh Aerovel Flexrotor, drone berkemampuan lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL).
Wahana udara ini untuk menjalankan misi pengawasan dan pengintaian yang bisa diluncurkan dari kapal patroli.
Flexrotor, yang dikembangkan oleh Aerovel, anak perusahaan Airbus Helicopters ini tergolong sebagai sistem udara tak berawak taktis kecil (STUAS).
Desainnya ringkas, dengan panjang 2,1 m, lebar sayap 3 m. Sistem ini membutuhkan peralatan pendukung minimal dan dapat beroperasi dari platform terbatas.
Sstem ini memiliki daya tahan 33 jam, kecepatan tertinggi 180 km/jam, dan kapasitas muatan 8 kg, sehingga cocok untuk operasi maritim.
Flexrotor dilengkapi dengan menara Alticam yang distabilkan yang mampu menangkap citra HD siang dan malam. Dapat mentransmisikan video waktu nyata dalam jarak 120 km.
Drone ini sepenuhnya otonom setelah lepas landas dan beroperasi secara efektif di lingkungan tanpa GPS, sehingga cocok untuk aplikasi militer dan sipil, termasuk pemantauan lingkungan dan pengumpulan data.
Secara terpisah, AL Filipina juga telah mengeluarkan tender pengadaan drone kamikaze untuk serangan presisi. (RBS)