AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Argentina (FAA) tengah melakukan uji terbang bom berpemandu Dardo lll buatan dalam negeri yang digantung di bawah sayap jet tempur ringan IA-63 Pampa III.
Bom berpemandu ini merupakan kelanjutan dari proyek Dardo ll yang dihentikan karena masalah teknis dan kurangnya anggaran pada tahun 2012.
Proyek Dardo (Dart) atau dikenal juga sebagai FAS-850 (Air Force Systems 850) adalah bagian upaya kemandirian Argentina dalam pengembangan persenjataan di dalam negeri.
Dardo ll/lll adalah bom pintar yang dijatuhkan dari udara dengan sistem sayap lipat yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Penelitian dan Pengembangan (DIGID) bersama FAA.
Prototipe awal bom luncur ini memiliki panjang 2,6 m dan diameter sekitar 40 cm.
Bom dengan berat sekitar 250-400 kg ini memiliki jangkauan efektif hingga 60-150 km dengan kesalahan melingkar (CEP) 15 m.
Bom dapat diluncurkan dari berbagai pesawat tempur andalan FAA saat ini seperti Dassault Mirage III, Dassault Super Etendard, A-4AR Fightinghawk, dan Pampa lll.
Pesawat pembawa Dardo lll akan terbang dengan kecepatan hingga 0,95 Mach pada hingga ketinggian 12.000 m.
Dengan penambahan motor roket, diharapkan ketinggian peluncuran Dardo lll akan berkurang menjadi 7.620 m, dengan kemampuan mencapai target meningkat menjadi kisaran 100-150 km, dengan CEP sekitar 6-7 m.
Sistem pemandu yang digunakan bersifat inersia/GPS, sedangkan penunjukan target dapat dilakukan sebelum atau selama penerbangan.
Sebagai muatannya, Dardo lll dilengkapi dengan bom Mk.82 atau BK-BR 250. Secara eksternal, bodinya dilapisi fairing plastik dengan bagian persegi panjang. (RBS)