AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Kroasia pada 21 November 2024 menerima pengiriman jet tempur Rafale F3-R ketujuh dari Dassault Aviation. Hal ini menandai tonggak sejarah lain dalam program modernisasi pertahanan negara Kroasia.
Setelah menerima pesawat ketujuh, pengiriman Rafale akan diteruskan secara bertahap dan selesai pada April 2025 sebanyak 12 unit.
Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Kroasia Ivan Anusic menekankan signifikansi historis dari investasi pengadaan jet tempur Rafale dari Prancis.
“Pada akhir April 2025, Kroasia akan memiliki semua 12 pesawat Rafale, satu skuadron penuh. Ini menandai dimulainya investasi historis terbesar di Angkatan Bersenjata Kroasia, yang meliputi drone, tank Leopard 2 A8, dan sistem roket HIMARS,” ujarnya.
Akuisisi Rafale merupakan bagian dari strategi modernisasi Kroasia yang lebih luas yang bertujuan untuk memperkuat pertahanan nasional.
Menteri Anusic menekankan bahwa doktrin pencegahan mendorong peningkatan tersebut.
Ia menegaskan bahwa dengan kelengkapan sistem persenjataan yang baik, kuat, dan modern, Kroasia akan dapat mencegah siapa pun yang mungkin mempertimbangkan untuk mengancam integritas teritorial negara Kroasia.
Sementara itu, Panglima Angkatan Udara Kroasia Mayor Jenderal Michael Krizanec memuji keberhasilan integrasi jet tempur Rafale ke dalam Angkatan Bersenjata Kroasia.
Ia juga menyoroti kepatuhan proyek terhadap jadwal yang direncanakan.
Ini adalah momen penting lainnya bagi Angkatan Udara Kroasia dan keamanan nasional, yang menunjukkan kesiapan kami untuk menghadapi tantangan di masa depan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, pada November 2021 Kroasia menandatangani akuisisi 12 unit jet tempur Rafale F3R senilai 1 miliar euro (1,12 miliar dolar AS). Di Angkatan Udara Kroasia, Rafale menggantikan peran MiG-21 buatan Uni Soviet.
Armada Rafale yang dibeli ini rata-rata telah berusia 10 tahun dan masih dapat digunakan untuk 30 tahun ke depan.
Sebelum membeli Rafale, Kroasia awalnya akan membeli 12 jet tempur F-16 bekas Israel. Namun hal itu batal karena tidak mendapatkan restu dari Amerika Serikat. (RNS)