AIRSPACE REVIEW – Serangan rudal canggih Oreshnik yang menarget kota Dnipro di Ukraina pada 21 November 2024 telah mengejutkan dunia. Rudal ini dianggap sebagai ICBM/IRBM pertama yang digunakan dalam perang sesungguhnya.
Sehari setelah serangan, Pemerintah Kyiv menutup seluruh aktivitasnya dan meminta warga untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah.
Pihak berwenang Ukraina membatalkan sidang parlemen di tengah kekhawatiran akan serangan balasan besar-besaran terhadap Kyiv.
Sementara itu, NATO juga mengadakan rapat darurat dengan Ukrania untuk menanggapi serangan yang tak terduga dari Rusia tersebut.
Ukraina telah mengeluarkan peringatan keras mengenai penggunaan rudal balistik jarak menengah eksperimental baru oleh Rusia tersebut.
Pakar militer Ukraina telah menghubungkan Oreshnik dengan versi modifikasi dari RS-26 Rubezh yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan memiliki jangkauan 5.000 – 6.000 km.
Analis militer di Ukraina berspekulasi bahwa nama “Oreshnik” adalah taktik psikologis Kremlin untuk membesar-besarkan kemampuan rudal dan memicu ketakutan di negara-negara Barat, seperti dikutip oleh Bulgarian Military (22/11).
Roman Svitan, seorang pensiunan kolonel Ukraina, menyatakan bahwa tidak ada informasi publik terverifikasi tentang Oreshnik, yang semakin memicu spekulasi tentang sifat aslinya.
Perhitungan dari sumber Ukraina menunjukkan bahwa rudal itu dapat menghantam Polandia dalam 12 menit, Jerman dalam 15 menit, dan Inggris dalam 20 menit jika diluncurkan dari wilayah Rusia.
Juru bicara NATO Farah Dakhlallah menepis anggapan bahwa pengerahan rudal semacam itu akan mengubah arah perang atau menjadi game changer.
Sebaliknya, ia menekankan bahwa sekutu NATO tetap teguh dalam dukungan mereka terhadap Ukraina.
Hingga saat ini tidak ada informasi resmi di sumber terbuka mengenai spesifikasi teknis dan taktis rudal Oreshnik. Namun, penyebarannya telah memicu spekulasi luas di kalangan analis militer dan ahli strategi pertahanan global.
Mengacu pada pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin, diperkirakan rudal itu mampu mencapai kecepatan hingga 10 Mach.
Dengan kecepatan seperti itu, Oreshnik sanggup menempuh jarak 2-3 km/detik, membuatnya hampir tidak dapat ditangkal oleh sistem pertahanan rudal yang ada.
Oreshnik telah menjadi momok baru, yang membuat Ukraina, NATO, dan negara lain khawatir atas kemunculannya.
Namun, benarkan rudal ini benar-benar akan mengubah permainan perang? (RBS)
Lawan tuh Rusia jgn ngadu domba doang bisa nye
Sebagai balasan thdp kesembronoan Ukraina menembakkan rudal bikinan AD dan Inggris. Negara2 Barat terkesan tdk punya pertimbangan matang, mau saja didorong Ukraina utk memusuhi Russia. Harapan masyarakat luas agar presiden Trump setelah dilantik menghentikan perang gila gilaan yg tdk menghargai nyawa manusia.