AIRSPACE REVIEW – Ukraina telah menyebutkan Malaysia sebagai mitra strategis untuk meningkatkan kolaborasi di sektor drone di Asia Tenggara.
Pengumuman ini disampaikan pada 2 November 2024 dalam kunjungan Taras Kachka, Wakil Menteri Ekonomi Ukraina, ke Malaysia.
Kachka menjadi salah satu ketua dalam pertemuan perdana Komite Perdagangan Gabungan (JTC) dengan Wakil Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Liew Chin Tong.
Selama kunjungan tersebut, ia menyoroti pentingnya Malaysia sebagai pintu gerbang ke pasar ASEAN bagi teknologi pesawat nirawak Ukraina.
Hingga saat ini, Malaysia dan Ukraina belum menentukan jenis drone yang akan dikembangkan secara bersama-sama tersebut.
Namun, Kuasa Usaha ad interim Kedutaan Besar Ukraina di Malaysia, Denys Mykhailiuk, menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan Malaysia terutama tertarik pada drone pengintai bukan drone serang.
Malaysia sedang mencari drone yang cocok untuk pengawasan perbatasan di wilayah hutan lebatnya yang masih sulit diakses manusia.
Model drone Ukraina, seperti PD-2 dan Shark UAV, dinilai sesuai dengan kebutuhan ini karena otonominya yang luas dan kemampuannya untuk beroperasi di lingkungan yang menantang.
Drone tersebut dilengkapi dengan kamera definisi tinggi dan sensor canggih, yang memungkinkan pengawasan terus-menerus dan tepat.
Semenara drone PD-2 dikenal karena kinerja deteksi jarak jauhnya dan kemampuan transmisi data waktu nyata, fitur utama untuk memantau wilayah yang sulit untuk dipatroli oleh manusia. (RBS)