Awalnya dirahasiakan, kini terungkap AS telah mengirimkan drone kamikaze keluarga Phoenix Ghost ke Ukraina

Phoenix GhostIstimewa

AIRSPACE REVIEW – Amerika Serikat dilaporkan telah mengirimkan drone kamikaze Phoenix Ghost ke Ukraina. Drone yang awalnya dikembangkan untuk Angkatan Udara AS (USAF) ini terbukti telah digunakan oleh pasukan Ukraina dalam berperang melawan Rusia, tulis TWZ.

Phoenix Ghost adalah sebutan untuk keluarga drone kamikaze yang dikembangkan oleh AEVEX Aerospace.

Keluarga amunisi serang satu arah ini mencakup jenis-jenis dengan bentuk dan kemampuan kinerja yang sangat berbeda-beda.

Phoenix Ghosts dikembangkan oleh AEVEX melalui sebuah proyek khusus “Big Safari” USAF sebelum perang Rusia-Ukraina pecah pada Februari 2022.

Perusahaan mengatakan, drone keluarga Phoenix Ghost menggunakan navigasi berbasis visual untuk mengidentifikasi dan terbang mengikuti kontur lingkungan secara otomatis.

Drone dapat menentukan posisi dan pencarian jalur target yang tepat tanpa bergantung pada GPS.

“Sistem kami memanfaatkan solusi PNT [navigasi dan pengaturan waktu presisi] alternatif untuk mempertahankan navigasi yang tepat dan kemampuan operasional di lingkungan yang tidak memiliki GPS atau rusak,” ungkap perusahaan.

Drone tersebut juga dapat dilengkapi dengan tautan garis pandang dan/atau radio jaringan mesh, serta sensor elektro-optik dan inframerah.

Selain bertindak sebagai drone kamikaze, AEVEX mengatakan sistem udara tanpa awak dalam lini produknya ini dapat dikonfigurasi untuk peperangan elektronik dan siber serta misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR).

Di antara drone kamikaze keluarga Phoenix Ghost yang telah terungkap adalah Dominator dan Disruptor. Kedua drone ini dikategorikan sebagai drone Grup 3.

Dalam nomenklatur militer AS, drone Grup 3 atau Kelompok 3 adalah drone yang memiliki bobot antara 55 hingga 1.320 pon, mampu terbang pada ketinggian antara 3.500 dan 18.000 kaki, dan memiliki kecepatan tertinggi antara 100 dan 250 knot.

Salah satu dari kedua drone, yakni Disruptor, memiliki badan utama serat karbon tubular, sepasang sayap utama lurus, dan konfigurasi ekor berbentuk V.

Drone memiliki panjang 10,1 kaki dan lebar sayap 15,75 kaki. Disruptor memiliki berat lepas landas maksimum 185 pon saat diluncurkan secara pneumatik, tetapi dapat ditingkatkan hingga 205 pon dengan menggunakan metode peluncuran berbantuan roket.

AEVEX menambahkan, Disruptor dapat diluncurkan dari kendaraan. Namun rincian lebih lanjut belum diungkapkan perusahaan.

Didukung oleh mesin pembakaran internal kecil yang menggerakkan baling-baling pendorong dua bilah, Disruptor dapat tetap mengudara selama 4,5 jam dan terbang hingga jarak tempuh maksimum 372 mil (598 km) dan membawa muatan seberat 50 pon.

Perusahaan juga menawarkan versi yang menggunakan injeksi bahan bakar elektronik (EFI) guna meningkatkan daya tahannya hingga 11,6 jam dan memperluas jangkauannya hingga 822 mil (1.322 km). (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *