AIRSPACE REVIEW – Kanselir Jerman Olaf Scholz dijadwalkan akan mengunjungi Turkiye pada 19 Oktober 2024, untuk melakukan pembicaraan teknis mengenai kemungkinan penjualan jet tempur multi peran Eurofighter Typhoon.
Keputusan ini diambil setelah pertemuan rahasia oleh Dewan Keamanan Federal Jerman, menandai perubahan dari Berlin.
Sebelumnya Jerman telah memblokir penjualan Typhoon karena kekhawatiran bahwa pesawat ini dapat digunakan melawan kelompok bersenjata Kurdi di Suriah dan Irak.
Konsorsium Eurofighter, yang terdiri dari Jerman, Spanyol, Italia, dan Inggris, sepenuhnya mendukung potensi penjualan 40 Typhoon ke Turkiye senilai 5,6 miliar AS.
Gelombang pertama dapat mencakup 24 pesawat, sedangkan 16 sisanya akan menyusul pada gelombang kedua.
Pembicaraan teknis yang diperkirakan berlangsung sekitar tiga minggu ini, akan mencakup spesifikasi pesawat, tahap akuisisi, pelatihan personel, serta protokol manajemen perawatan dan suku cadang.
Seperti diketahui, Angkatan Udara Turkiye saat ini tengah berupaya menambah kekuatan armada pemukul garis depannya, setelah gagal memperoleh jet tempur siluman F-35 dari Amerika Serikat.
Saat ini mereka diperkuat dengan 19 jet tempur gaek F-4 Phantom II, lalu 35 unit F16C/D Block 30, 100 unit versi F-16 C/D Block 40 dan 99 unit versi F-16C/D Block 50. (RBS)
Saran buat turki : Rafale salah satu yang tidak memberatkan. India saja bisa dapat, sementara mereka pengguna besar produk produk Russia 😁