AIRSPACE REVIEW – Kementerian Pertahanan Rusia baru-baru ini mengklaim bahwa pasukannya telah menghancurkan enam tank keluarga Leopard 2 Jerman milik Ukraina menggunakan drone FPV (First-Person View) dalam empat bulan terakhir.
Penghancuran tank Leopard menggunakan drone dilakukan oleh pasukan Rusia dari Distrik Militer Selatan di wilayah Kurakhove. Di tempat yang sama, Rusia juga menyebut drone pasukannya berhasil menghancurkan kendaraan tempur lapis baja Bradley buatan Amerika Serikat.
Tank Leopard yang dikerahkan Ukraina merupakan kendaraan lapis baja canggih dalam persenjataan NATO. Oleh Ukraina, tank ini digunakan sebagai alat menjebol pertahanan pasukan Rusia dalam serangan balik.
Keluarga tank Leopard 2, terutama model Leopard 2A4 dan 2A6, dilengkapi dengan kanon laras halus 120 mm yang tangguh dan lapis baja komposit canggih. Tank dirancang dapat menahan ancaman medan perang yang substansial.
Leopard 2A6, dengan meriam L/55 yang lebih panjang, menawarkan jangkauan dan kemampuan penetrasi yang lebih besar dibandingkan 2A4.
Namun, terlepas dari desainnya yang kuat, di medan perang Ukraina keluarga tank Leopard menghadapi tantangan logistik dan pemeliharaan yang berkelanjutan. Tank memerlukan pasokan suku cadang dan dukungan teknis yang stabil.
Sementara di sisi yang lain, penggunaan drone FPV memberikan peningkatan presisi, memungkinkan operator untuk menyerang target tertentu secara waktu nyata sambil meminimalkan risiko bagi pasukan.
Drone dirancang menjadi elemen penting dalam konflik dan menawarkan alternatif taktis untuk metode pertempuran tradisional.
Drone memungkinkan pengawasan berkelanjutan,serangan instan, dan penyesuaian berdasarkan perkembangan di lapangan.
Tank Leopard Ukraina menjadi salah satu aset sasaran pasukan Rusia guna menurunkan kekuatan pasukan darat lawan.
Mengutip Army Recognition, untuk menyerang tank Ukraina secara efektif menggunakan drone FPV, pasukan Rusia menggunakan taktik dengan memanfaatkan kemampuan manuver dan presisi drone dalam menyerang titik lemah yang kritis dari tank.
Biasanya, drone diterbangkan langsung ke area tank yang paling rentan, seperti optik, knalpot mesin, atau lapisan pelindung belakang, yang umumnya kurang kuat dibandingkan bagian depan.
Dikatakan bahwa salah satu kerentanan Leopard 2A6 adalah karena tidak adanya sangkar antidrone (cope cages). Belakangan, tank Leopard Ukraina kemudian diberikan perlindungan guna menangkal serangan drone Rusia.
Tanpa cope cages, tank Leopard 2A6 sekalipun menjadi santapan empuk bagi drone, khususnya pada bagian atas tank yang kurang terlindungi.
Leopard 2, merupakan tank tempur utama (MBT) NATO yang dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Tank ini dirancang untuk menghadapi dan menghancurkan tank Rusia, menjadikannya prioritas strategis bagi pasukan Rusia.
Namun, banyak tank Leopard di Ukraina tidak lagi beroperasi karena kerusakan dan kekurangan suku cadang, serta perbaikan yang tidak memadai.
Menurut data yang dikumpulkan oleh ORYX, dari 61 tank Leopard yang dikirim ke Ukraina, hampir setengahnya tidak lagi beroperasi karena krisis suku cadang dan kemampuan teknisi Ukraina untuk memperbaikinya.
Akibat ancaman terus-menerus dari drone FPV, dan jenis drone Rusia lainnya, tank Leopard 2 pada akhirnya tidak sering dikerahkan seperti sebelumnya.
Meskipun memainkan peran penting dalam serangan balik musim panas 2023, tank-tank Leopard juga mengalami kerugian yang signifikan.
Saat ini, ketika drone FPV menjadi ancaman besar bagi kendaraan lapis baja di Ukraina, mendorong pasukan Kyiv untuk lebih mengandalkan senjata artileri.
Drone FPV yang membawa amunisi maupun drone kamikaze, pada akhirnya memang menjadi ancaman serius bagi monster-monster lapis di darat. Sebab, tank tidak memiliki kemampuan untuk menyerang langsung ancaman yang datang dari atas.
Ketika serangan secara masif datang dari atas, meskipun dari drone yang secara teknis lebih sederhana dan berharga jauh lebih murah, tank modern bisa dalam sekejap kehilangan pamornya.
Kunci yang harus dikuasai dalam pertempuran modern saat ini, salah satunya adalah melindungi tank dengan pelindung antidrone, atau melengkapi tank dengan sistem persenjataan atau teknologi yang dapat melumpuhkan drone sebelum mereka menyerang lebih dulu. (RNS)