AIRSPACE REVIEW – Embraer, produsen pesawat terbesar ketiga di dunia asal Brasil, akan memamerkan pesawat dan solusi inovatifnya di bidang penerbangan komersial, pertahanan, dan jet eksekutif di Bali International Airshow (BIAS) di Bandara Internasional I Gustu Ngurah Rai, Bali pada 18-21 September 2024.
Dalam rilisnya Embraer menyebutkan akan membawa model skala pesawat terbaru mereka, seperti keluarga jet berbadan sempit kecil E2 dan pesawat angkut militer multimisi C-390 Millennium yang akan dipamerkan di stan Embraer di B11, Hall B.
Sebagai perusahaan kedirgantaraan global yang berkantor pusat di Brasil, Embraer beroperasi di segmen penerbangan komersial, penerbangan eksekutif, pertahanan dan keamanan, dan penerbangan pertanian.
Perusahaan ini merancang, mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan pesawat terbang dan sistem, serta menyediakan layanan dan dukungan purnajual kepada pelanggannya.
Sejak didirikan pada tahun 1969, Embraer telah mengirimkan lebih dari 9.000 pesawat. Rata-rata, setiap 10 detik, sebuah pesawat yang diproduksi oleh Embraer lepas landas dari suatu tempat di dunia, mengangkut lebih dari 145 juta penumpang setiap tahunnya.
Mengenai E2, merupakan keluarga jet berbadan sempit, terdiri dari E190-E2 dan E195-E2, yang masing-masing dapat menampung hingga 114 dan 146 penumpang.
Keluarga E2 merupakan keluarga pesawat lorong tunggal yang paling senyap dan paling hemat bahan bakar yang saat ini sedang diproduksi.
Selain keunggulan ekonomi dan keberlanjutannya yang terdepan di kelasnya, keluarga E2 menawarkan daya tahan terbang lebih dari enam jam untuk memungkinkan maskapai penerbangan memiliki fleksibilitas operasional untuk menghubungkan beberapa kota baru di seluruh wilayah, baik yang dekat maupun yang jauh.
Contoh utama dari konektivitas yang berkembang ini terjadi di Indonesia, di mana Scoot, anak perusahaan Singapore Airlines, akan memulai penerbangan pada 28 September 2024 antara Singapura dan Bandara Internasional Kertajati (KJT) menggunakan pesawat Embraer E190-E2.
Sementara C-390, adalah pesawat angkut militer taktis bermesin jet. Pesawat ini dapat membawa muatan lebih banyak (26 ton) dibandingkan dengan pesawat angkut militer berukuran sedang lainnya dan terbang lebih cepat (470 knot) dan lebih jauh.
C-390 mampu melakukan berbagai misi seperti mengangkut dan menjatuhkan kargo dan pasukan, evakuasi medis, pencarian dan penyelamatan, pemadam kebakaran, serta misi kemanusiaan, yang beroperasi di landasan pacu sementara atau tidak beraspal.
Varian pesawat yang dikonfigurasi dengan peralatan pengisian bahan bakar udara ke udara, dengan sebutan KC-390, dapat beroperasi baik sebagai tanker maupun sebagai penerima, dalam hal ini juga dengan menerima bahan bakar dari KC-390 lain menggunakan pod yang dipasang di bawah sayap.
Armada C-390 saat ini yang beroperasi dengan Angkatan Udara Brasil dan Angkatan Udara Portugal dan Hungaria. Menyusul banyak negara lain yang telah memesannya, seperti di antaranya Arab Saudi dan Korea Selatan.
Sedangkan pesawat A-29 Super Tucano memberikan banyak Angkatan Udara di dunia fleksibilitas untuk penggunaannya seperti pengintaian bersenjata, dukungan udara jarak dekat, serangan ringan, dan misi pelatihan lanjutan pada satu platform.
A-29 Super Tucano telah menjadi pemimpin global dalam kategorinya sebagai pesawat latih/serang ringan bermesin turboprop, dengan lebih dari 260 pesanan dari banyak negara di dunia. (RBS)