AIRSPACE REVIEW – Perusahaan pemeliharaan Polandia, Wojskowe Zaklady Lotnicze No. 2 SA (WZL2), telah menyelesaikan perbaikan, perawatan, dan modernisasi armada jet tempur tua Su-22 Polandia terakhir.
Su-22 UM3K (No. 707), yang dikenal sebagai “Tygrysek”, berangkat dari Bandara Bydgoszcz menuju Miroslawiec pada 29 Agustus 2024 usai menjalani modernisasi tersebut.
Selama lebih 35 tahun, pesawat ini telah mengalami banyak transformasi di pabrik, mulai dari mengadaptasi avionik ke standar NATO hingga perubahan kamuflase secara menyeluruh.
Angkatan Udara Polandia (SP) mulai mengoperasikan jet Su-22 pada tahun 1984.
SP saat ini masih mengoperasikan 12 Su-22M4 (NATO: Fitter) dan 6 Su-22UM3K yang dapat digunakan untuk menyerang target darat.
Pesawat pertama yang diperbaharui di WZL2 adalah Su-22 UM3K No. 310.
Sukhoi Su-22 dikembangkan dari basis Su-17. Pesawat bersayap sapu variabel ini diproduksi pada kurun 1967 hingga 1990.
Sejumlah negera menggunakan Su-22, termasuk Uni Soviet, negara-negara bekas Pakta Warsawa, negara liga Arab, Angola, dan Peru. Federasi Rusia memensiunkan jet ini pada tahun 1998.
Pesawat digunakan untuk berbagai peran, mulai dari dukungan udara jarak dekat hingga serangan darat.
Pada tahun 2014, SP memutuskan untuk mempertahankan Su-22 dalam layanannya. Keputusan ini memiliki dampak positif pada industri Polandia, karena fasilitas perbaikan WZL nomor 2 di Bydgoszcz dapat memelihara pesawat yang tersisa berdasarkan kontrak dengan SP.
Keputusan ini memungkinkan SP untuk mempertahankan awak darat dan pilot terlatih yang mengoperasikan pesawat tersebut.
Polandia menganggap Su-22 lebih mudah dirawat dan diperbaiki daripada jenis pesawat tempur utama lainnya seperti MiG-29 dan F-16.
Su-22 mengalami lebih sedikit malfungsi dan masalah lainnya. Pesawat juga dilengkapi peralatan intelijen elektronik, peperangan, dan dukungan sistem darat.
Selain itu SP juga memiliki persediaan besar senjata udara ke darat untuk digunakan dengan Su-22. (RNS)