AIRSPACE REVIEW – Militer Irak dilaporkan pada hari Kamis berhasil menjatuhkan drone tempur (UCAV) Aksungur milik Turkiye di dekat kota Kirkuk di Irak yang kaya minyak.
Drone Aksungur yang dikembangkan oleh Turkish Aerospace, adalah drone jenis MALE (medium-altitude long-endurance) untuk operasi pengintaian dan tempur.
Insiden tersebut terjadi pada saat yang genting, ketika kedua negara tetangga yang memiliki garis perbatasan negara yang panjang sering digunakan oleh kelompok-kelompok pemberontak untuk menyusup ke Turkiye.
Media melaporkan, penembakan drone Aksungur ini menyusul kunjungan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdoğan ke Irak pada tanggal 22 April lalu. Kunjungan ini dipandang sebagai titik balik dalam memperbaiki hubungan yang tegang antara Ankara dan Baghdad.
Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) yang semi-otonom mengendalikan wilayah pegunungan di Irak utara tempat PKK (Partai Pekerja Kurdistan) telah mendirikan pangkalan.
Irak telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran atas operasi militer lintas perbatasan Ankara, dengan mengklaim bahwa operasi tersebut melanggar kedaulatannya.
Sebaliknya, Ankara berpendapat bahwa operasi ini penting untuk keamanan nasional, yang bertujuan untuk menetralkan ancaman yang ditimbulkan oleh PKK.
Terkait insiden baru-baru ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki Öncü Keçeli menyatakan bahwa Turki berkoordinasi erat dengan Irak untuk mengklarifikasi keadaan seputar jatuhnya pesawat nirawak Aksungur.
Keçeli menekankan dialog yang sedang berlangsung antara kedua negara, yang menegaskan kembali komitmen bersama mereka terhadap upaya kontraterorisme.
Ia menekankan bahwa meskipun mengalami kemunduran ini, kedua negara ingin melanjutkan upaya kolaboratif mereka untuk mengatasi tantangan keamanan di kawasan tersebut. (RNS)