AIRSPACE REVIEW – Kadar klorin yang berlebih di udara telah tercatat di wilayah barat Ternopil, Ukraina akibat kebakaran di fasilitas industri setelah serangan oleh Rusia.
Oksana Chaichuk, Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Regional Ternopil dari Kementerian Kesehatan Ukraina, menyampaikan pernyataan ini dalam sebuah pengarahan pada Selasa (20/8), seperti diberitakan oleh Ukrinform.
Standar resmi di Eropa adalah 0,1 miligram per meter kubik udara. Tetapi di Ternopil kadar klorin berkisar antara 0,4 hingga 1,01 miligram per meter kubik. Ini berarti konsentrasi di udara atmosfer empat hingga sepuluh kali lebih tinggi dari norma.
Oleh karena itu, warga Ternopil diimbau untuk membatasi waktu kegiatan di luar ruangan dan membatasi masuknya udara atmosfer ke dalam ruang tertutup.
Pemerintah menghimbau agar warga menggunakan penyerap udara. Tutupi jendela dan pintu dengan kain basah untuk mencegah klorin masuk ke dalam ruangan.
Disarankan juga untuk menghindari berenang di perairan dan berkumpul di taman-taman.
Pertemuan komisi-komisi mengenai keselamatan antropogenik dan ekologi serta situasi darurat telah segera diadakan.
Klorin adalah gas beracun yang dapat menimbulkan dampak buruk pada tubuh manusia, bahkan pada konsentrasi yang relatif rendah.
Saat terhirup, klorin bereaksi dengan uap air di saluran pernapasan membentuk asam klorida dan asam hipoklorit. Keduanya merupakan senyawa yang sangat korosif.
Asam-asam ini dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan, batuk, dan kesulitan bernapas. Pada kasus yang parah, edema paru dapat berakibat fatal tanpa penanganan segera.
Dosis mematikan minimum klorin yang terhirup bervariasi tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan.
Umumnya, konsentrasi 430 bagian per juta (ppm) dapat berakibat fatal setelah 30 menit paparan. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, seperti 1000 ppm, klorin dapat menyebabkan kematian dalam hitungan menit.
Pada konsentrasi yang lebih rendah (1-10 ppm), paparan yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada paru-paru dan organ lainnya.
Selain terhirup, klorin juga dapat menyebabkan luka bakar kimia yang parah jika terkena kulit atau mata secara langsung.
Dalam kasus seperti itu, sangat penting untuk segera membilas area yang terkena dengan banyak air untuk meminimalkan kerusakan.
Secara umum, paparan klorin yang signifikan memerlukan perhatian medis segera untuk mencegah konsekuensi kesehatan yang serius.
Dilansir oleh Army Recognition, saat ini konsentrasinya tidak terlalu mematikan, karena dibutuhkan sekitar 430 ppm konsentrasi klorin untuk berakibat fatal. Sedangkan konsentrasi saat ini adalah 0,35 ppm, 100 kali lebih rendah dari dosis mematikan untuk paparan jangka panjang.
Namun, klorin adalah senyawa kimia yang relatif berbahaya karena, bahkan pada dosis yang sangat rendah, tanpa perlindungan atau pengobatan pernapasan, dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau kerusakan paru-paru dalam jangka panjang.
Menanggapi serangan ini, Ukraina secara resmi telah meminta bantuan dari NATO untuk truk pemadam kebakaran, ekskavator, dan ambulans lapis baja, semuanya untuk keperluan sipil.
Sebagai catatan, klorin adalah salah satu gas tempur pertama yang digunakan selama Perang Dunia I. (RBS)