Pernah miliki dan mengoperasikan pengebom F-111 Aardvark, kini Australia mengincar B-21 Raider dari AS sebagai penerusnya

B-21 Raider dan F-111 Aardvark_ AIRSPACE REVIEWUSAF, RAAF

AIRSPACE REVIEW – Sekelompok pakar pertahanan dan lembaga pemikir Australia, termasuk Institute of Public Affairs and Strategic Analysis Australia, merilis laporan pada 7 Agustus, berjudul “Keamanan Nasional dan Pertahanan Utara Australia”.

Menariknya, laporan tersebut mengangkat isu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Australia dan mengusulkan strategi alternatif yang dikenal sebagai “Rencana B”.

Strategi ini mencakup rekomendasi bagi Australia untuk memperoleh pesawat pengebom siluman B-21 Raider buatan Northrop Grumman, Amerika Serikat.

Laporan tersebut menyarankan bahwa Australia harus mencari akses ke pesawat ini dan mengusulkan kerja sama dengan Amerika Serikat, termasuk pengoperasian B-21 secara bergiliran dari fasilitas militer Australia.

Rekomendasi ini muncul dari kekhawatiran tentang potensi keterlambatan dalam pengembangan kapal selam bertenaga nuklir berdasarkan perjanjian AUKUS, yang diperkirakan tidak akan (belum) beroperasi hingga tahun 2040-an.

Laporan tersebut menyatakan bahwa B-21 Raider dapat berfungsi sebagai pelengkap kemampuan kapal selam nuklir.

Meskipun kedua platform tersebut dirancang untuk mengirimkan persenjataan berdaya ledak tinggi ke target, B-21 memiliki keunggulan karena dapat memuat ulang dan menjalankan beberapa misi lebih cepat.

Pembom ini lebih cepat dibandingkan waktu yang dibutuhkan kapal selam untuk kembali ke pelabuhan atau mendapatkan pasokan ulang di laut.

Meskipun kapal selam memiliki kemampuan jelajah yang unik, laporan tersebut menunjukkan bahwa beberapa peran ini dapat diambil alih oleh kapal selam nirawak yang berbiaya relatif rendah, yang memungkinkan B-21 untuk memenuhi kebutuhan penting lainnya dalam kemampuan serangan jarak jauh.

Salah satu keuntungan utama dari perolehan B-21, sebagaimana diuraikan dalam laporan tersebut, adalah potensinya untuk memberikan kemampuan serangan jarak jauh yang signifikan kepada Angkatan Pertahanan Australia (ADF) lebih awal daripada kapal selam nuklir.

B-21 dapat beroperasi paling cepat pada tahun 2027, memberikan pencegah di kawasan Indo-Pasifik sebelum kapal selam AUKUS diharapkan mulai beroperasi.

Laporan tersebut mencatat bahwa Australia sendiri memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengoperasikan pesawat pengebom serang jarak jauh, seperti selama Perang Dingin dengan mengoperasikan pesawat General Dynamics F-111 Aardvark.

Berdasarkan sejarah ini menunjukkan bahwa B-21 dapat pula secara efektif diintegrasikan ke dalam strategi pertahanan Australia. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *