AIRSPACE REVIEW – Angkatan Darat AS (US Army) tengah menjajaki kemampuan melawan drone dengan penggunaan anjing robot (robot dog) bersenjata untuk melindungi pasukan darat dari ancaman udara.
Anjing robot yang dilengkapi dengan menara senjata merupakan salah satu inovasi terbaru yang tengah dikaji untuk tujuan ini.
Pengamatan dari konflik di Ukraina dan krisis yang sedang berlangsung di Timur Tengah telah mendorong upaya untuk memperoleh kemampuan antidrone di seluruh militer AS.
Kendaraan darat nirawak berkaki empat yang menyerupai anjing ini adalah Vision 60 (Q-UGV) dari Ghost Robotics.
Mempertunjukkan kemampuan antidronenya di Fort Drum, New York sebagai bagian dari Operation Hard Kill, acara ini dipimpin oleh Divisi Gunung ke-10 Angkatan Darat AS dan Development Command-Armaments Center (DEVCOM-AC) pada Juli-Agustus 2024
Operation Hard Kill adalah “latihan tembak langsung” yang bertujuan untuk menjadikan Fort Drum sebagai pusat pelatihan antidrone utama melalui kemampuan sistem yang mematikan dan tidak mematikan.
Vision 60 Q-UGV yang berpartisipasi dalam Operasi Hard Kill memiliki konfigurasi antidrone dengan menara kecil yang dipasang di bagian depan, tempat senapan jenis AR-15 dipasang.
Senapan kaliber 5,56 mm ini dilengkapi dengan sistem penargetan elektro-optik relatif besar, berlabel “Lone Wolf,” yang menunjukkan kemampuan penglihatan inframerah/termal, yang berguna untuk menemukan target udara.
Perangkat bidik laser juga terpasang di samping. Kamera video mirip GoPro tampak terpasang di tiang di bagian belakang Q-UGV.
Sebuah video yang dirilis oleh US Army menunjukkan orang-orang menggunakan perangkat mirip tablet untuk mengendalikan senapan anjing robot ini dari jarak jauh.
Dalam peran antidrone, anjing robot dapat memanfaatkan kemampuannya untuk mengakses ruang yang tidak dapat diakses manusia.
Robot ini Menyediakan titik pandang yang lebih baik atau medan tembak yang lebih luas untuk melindungi dari ancaman udara. Memungkinkan pasukan kawan untuk menyerang drone musuh sambil tetap bersembunyi.
Dalam perang modern seperti yang berlangsung antara Rusia dengan Ukraina, drone kamikaze atau amunisi berkeliaran telah menjadi perubah permainan perang.
Senjata murah yang dikendalikan jarak jauh yang membuat repot pasukan lawan, kehadirannya sulit diketahui dan juga mematikan. -RBS-