AIRSPACE REVIEW – Rheinmetall mengumumkan pada 8 Agustus bahwa kendaraan tempur infanteri (IFV) KF41 Lynx pertama akan dikirimkan ke Ukraina pada akhir tahun ini.
Perusahaan pertahanan Jerman tersebut berencana untuk menyediakan beberapa ratus kendaraan tempur Lynx ke Ukraina, termasuk layanan pelatihan, perawatan, dan perbaikan.
Rheinmetall telah memproduksi sepuluh kendaraan Lynx pertama di Jerman dan Hungaria bekerja sama dengan Ukraina.
Rheinmetall adalah mitra industri pertahanan terbesar bagi Ukraina, dengan pesanan berjumlah sekitar 900 juta euro pada tahun 2022 dan meningkat menjadi sekitar 2,5 miliar euro pada tahun 2023.
Keterlibatan Rheinmetall di Ukraina tidak hanya terbatas pada produksi kendaraan. Perusahaan ini bergerak dalam bidang perawatan kendaraan lapis baja di Ukraina dan telah melatih pekerja Ukraina di Jerman.
Kendaraan tempur lapis baja Lynx dirancang untuk memenuhi persyaratan operasi militer modern. Tersedia dalam berbagai konfigurasi seperti kendaraan tempur infanteri, pertahanan udara, komando, atau kendaraan medis.
Desain modular ini bertujuan untuk mengurangi biaya siklus hidup dan memungkinkan adaptasi terhadap kondisi medan perang yang berubah.
Lynx IFV dilengkapi dengan turret LANCE 2.0 dengan bersenjatakan kanon Wotan 35 mm. Dilengkapi pula dengan rudal antitank Spike LR2,
Fitur canggih lainnya termasuk pengendalian tembakan canggih, sistem pemandu optik, dan kemampuan penglihatan malam.
Kendaraan dapat mengusung sistem pertahanan aktif seperti perlindungan asap ROSY dan Sistem Lokalisasi Penembak Akustik (ASLS) buatan Rheinmetall, untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya.
Sementara rangkaian sensornya, termasuk Electro Optical Sight System (SEOSS) yang distabilkan dan sensor peringatan laser, bertujuan untuk memberikan kewaspadaan medan perang dan pengenalan target otomatis.
Lynx didukung oleh mesin diesel Liebherr 850 kW dan transmisi Renk, mampu menjelajahi medan sulit dengan kecepatan hingga 70 km/jam dan menempuh jarak lebih dari 500 km. -RBS-