Dirancang untuk mengobrak-abrik sistem pertahanan Ukraina, drone FPV Rusak-S mulai diproduksi massal oleh Rusia

Pasukan Rusia menggunakan drone fPV Rusak-S _ Airspace ReviewMoD, Stratim

AIRSPACE REVIEW – Peran drone First-Person View (FPV) dalam peperangan modern semakin terlihat nyata. Drone yang sangat mudah dibawa oleh prajurit dan diterbangkan dari jarak yang cukup aman ini mampu memberikan data pengintaian secara langsung.

Bahkan, yang tak kalah vital perannya, drone ini dapat berfungsi untuk melakukan serangan bunuh diri (kamikaze) terhadap aset militer musuh dengan cara menabrakkan diri sambil membawa munisi.

Drone jenis FPV sulit terdeteksi oleh radar karena dapat terbang rendah atau bersembunyi di balik pepohonan. Drone ini dapat terbang diam (hovering) karena menggunakan quadrotor yang membuatnya stabil di udara.

Terkait drone FPV terbaru, Rusia mulai memproduksi drone yang disebut Rusak-S. Sebelumnya, pasukan Rusia telah melakukan uji coba Rusak-S secara langsung di zona operasi militer khususnya di Ukraina.

Drone tersebut ditugaskan untuk menargetkan aset-aset militer Ukraina termasuk howitzer, kendaraan lapis baja, dan sistem peluncuran roket multilaras, hingga pos komando maupun pasukan.

Stratim, produsen drone FPV Rusak-S menyatakan, saat ini pihaknya mulai memproduksi massal drone ini. Rusak-S dilengkapi dengan kecerdasan buatan sehingga kapabilitasnya semakin meningkat.

Drone quadrotor Rusak-S dapat membawa muatan 2,5-3 kg dan terbang dengan kecepatan maksimum hingga 150 km/jam (93 mil/jam). Drone dapat menjangkau jarak 20 km (12 mil).

Rusak-S dapat secara mandiri mendeteksi dan memprioritaskan target. Yang perlu dilakukan operatornya hanyalah memilih target yang relevan dan memberi perintah kepada drone untuk menghancurkannya.

“Drone ini mampu melacak kendaraan lapis baja berat dan menengah serta kendaraan beroda, serta artileri dan infanteri,” kata Juru Bicara Stratim dikutip Sputnik.

Ketika target dipilih dan perintah untuk menghancurkan diberikan, Rusak-S akan terbang sejauh 500-1.000 m dari jarak terakhir dalam mode otonom.

Hal itu memungkinkan drone ini secara efektif mencapai target di luar jangkauan radio dan menghindari sistem peperangan elektronik musuh.

Stratim menyebut drone Rusak-S semacam rudal antitank yang dipandu, yang dapat menyasar bagian atas dari peralatan militer musuh, yang umumnya merupakan bagian terlunak. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *