AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Ukraina (UAF) telah menerima sejumlah jet tempur F-16 Fighting Falcon sumbangan dari negara Barat untuk bertempur dengan Rusia.
Peresmian pengoperasian jet-jet tempur generasi keempat tersebut dilakukan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah upacara di sebuah lokasi yang tidak disebutkan namanya pada hari Minggu, 4 Agustus 2024.
F-16 kelompok pertama, yang diidentifikasi kemungkinan besar berasal dari Denmark, ini akan menjadi ‘darah baru’ bagi pasukan udara Kyiv guna menghadapi serangan udara pasukan Moskow yang mengandalkan jet-jet tempur buatan Sukhoi seperti Su-35, Su-34, Su-30, dan lainnya.
UAF sejauh ini mengandalkan jet-jet tempur tua mereka seperti MiG-29. Namun pesawat ini telah dimodifikasi oleh pihak Barat sehingga dapat meluncurkan senjata-senjata presisi canggih.
Demikian halnya dengan F-16 sumbangan dari Denmark, F-16 ini telah menjalani peningkatan kemampuan sehingga cukup mumpuni untuk digunakan dalam pertempuran, walaupun radar yang digunakan masih versi lama yaitu AN/APG-66, belum menggunakan radar active electronically scanning array (AESA).
Jet F-16AM dari Denmark menggunakan arsitektur bus standar NATO sehingga dapat meluncurkan sebagian besar persenjataan standar NATO, termasuk JDAM-ER Ukraina, Bom Diameter Kecil GBU-39/B, dan Miniature Air-Launched Decoys (MALD) ADM-160.
Senjata lainnya seperti AASM-250 Hammer buatan Prancis juga dapat diintegrasikan dengan relatif mudah. Persenjataan-persenjataan ini sebelumnya telah diintegrasikan oleh pihak Barat pada armada MiG-29 Ukraina.
Selain persenjataan udara ke udara dan udara ke darat, pilot F-16 Ukraina seperti terlihat dalam video yang disebarkan di dunia maya, telah mengenakan Sistem Isyarat Pemasangan Helm Bersama (JHMCS).
Perangkat ini meningkatkan kesadaran situasional bagi pilot dalam melakukan pertempuran udara, termasuk juga memudahkan untuk menarget sasaran-sasaran tembaknya.
Selain itu F-16 Ukraina juga telah dilengkapi dengan sistem Pylon Integrated Dispensing System Plus (PIDS+), yang memungkinkan pesawat membawa Electronic Combat Integrated Pylon System Plus (ECIPS+).
Terlepas dari fitur-fitur yang ada pada F-16AM yang baru diterima oleh Angkatan Udara Ukraina, pasukan udara Kyiv masih dihadapkan pada masalah krusial.
Hal itu tidak lain menyangkut jam terbang yang cukup dari pilot-pilot UAF untuk menggunakan jet F-16 dalam pertempuran sesungguhnya.
Mungkin saja para pilot gelombang pertama F-16 Angkatan Udara Ukraina ini adalah mereka yang telah mempunya jam terbang yang tinggi di pesawat-pesawat tempur buatan Soviet sebelumnya.
Bila kapabilitas tersebut dapat dengan cepat diaplikasikan di pesawat F-16, tak mustahil Ukraina akan meraih kemenangan-kemenangan baru dalam pertempuran udara melawan Rusia, baik dalam misi pertempuran udara ke duara maupun udara ke darat.
Sebaliknya, bila F-16 Ukraina dapat dengan cepat dirontokkan oleh pasukan Moskow, hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri Moskow untuk terus menekan Ukraina sampai kewalahan.
Kehadiran F-16 di Angkatan Udara Ukraina memang belum menjamin bahwa Ukraina dapat mengalahkan Rusia, seperti halnya tank-tank tempur utama (MBT) sumbangan dari AS maupun negara-negara aliansi yang kemudian banyak menjadi korban di medan pertempuran Ukraina.
Strategi pertempuran, dukungan persenjataan dan logistik, serta kepiawaian para pilot UAF menjadi pertaruhan dalam pertarungan udara antara Ukraina dan Moskow. (RNS)
Setelah Denmark dan negara-negara anggota NATO lainnya, apakah AS akan pertimbangkan donasikan lebih banyak F-16A/B yang ada di Tucson, Arizona kepada Ukraina?
Blm jg mampu mendeteksi jet2 tempur ruski, f-16 mrk keburu rontok. Jangkauan deteksi radar APG -66 hnya bekisar 50-70 km. Sedangkan radar2 Su-30 SM dan Su-35 bhkan bisa mencapai 400 km. Walau didampingi pesawat AWAC pun akan susah buat membidik jet2 tempur rusia.