Pesawat tanker Boeing KC-46A USAF sukses menyelesaikan penerbangan nonstop 45 jam pertama di seluruh dunia

KC-46A Pegasus USAFUSAF

AIRSPACE REVIEW – Pesawat tanker KC-46A Pegasus dari Wing Pengisian Bahan Bakar Udara ke-22 (22 ARW) Komando Mobilitas Udara (AMC) Angkatan Udara AS (USAF) sukses melaksanakan penerbangan enduransi tinggi mengelilingi arah barat nonstop pertama di dunia.

Penerbangan dalam Proyek Magellan tersebut dimulai pada 29 Juni dan berakhir pada 1 Juli lalu.

Penerbangan ini merupakan Operasi Daya Tahan Maksimum (MEO) terbaru untuk KC-46A Pegasus, pesawat tanker terbaru AMC.

Secara keseluruhan, MEO memperluas misi pesawat baik dari segi waktu maupun awak pesawat, tulis AMC dalam rilisnya.

Hal itu memungkinkan kemampuan yang lebih besar dan jangkauan dari pesawat yang lebih luas pada jarak yang lebih jauh.

Dengan melakukan hal tersebut, MEO memungkinkan AMC untuk menambah personel, perbekalan, dan pesawat terbang guna mempertahankan operasi awal dan memproyeksikan serta menghubungkan Pasukan Gabungan, di mana pun di dunia. Landasan Mobilitas Global Cepat adalah bahan bakar yang disediakan oleh kapal tanker.

“Operasi dengan Daya Tahan Maksimum adalah tentang mengatasi tirani jarak: dengan tugas 48 jam sehari, Anda benar-benar dapat terbang melintasi dunia,” ujar Kapten Cody Donahue, Pejabat Eksekutif Grup Operasi ke-22 yang telah merencanakan Proyek Magellan selama berbulan-bulan.

“Di era Great Power Competition, kru memerlukan kemampuan untuk beroperasi lebih lama dibandingkan sebelumnya, dan Project Magellan adalah langkah selanjutnya dalam memberikan pengalaman kru AMC dalam konstruksi baru yang mengubah permainan yaitu MEO,” lanjutnya.

Pangkalan Angkatan Udara McConnell mengoordinasikan pesawat penerima selama misi untuk menunjukkan kemampuannya beroperasi sebagai pesawat tanker selama MEO.

Selama penerbangan tersebut, KC-46 mengisi bahan bakar pesawat pengebom B-2 Spirit , pesawat angkut C-17 Globemaster III, F-15E Strike Eagle, dan KC-46 lainnya.

Operasi ini juga menunjukkan kemajuan dari Tim McConnell dalam mengembangkan dan memajukan kemampuan KC-46, sejak menerima KC-46 pertamanya pada tahun 2019.

“Tentu saja kami akan menyelesaikan pelatihan dalam peran utama kami sebagai pilot kapal tanker,” kata Donahue. “Pilot kami akan melakukan beberapa muatan kelas berat dan operator boom kami akan mengisi bahan bakar beberapa jenis pesawat berbeda selama penerbangan,” lanjut dia.

Tim McConnell juga menunjukkan kemampuannya untuk untuk menempatkan beberapa tanker guna mengisi bahan bakar KC-46 dalam perjalanan sehingga bisa terbang 45 jam berturut-turut.

Dua KC-46 dikirim ke Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam, satu KC-135 Stratotanker ke RAF Mildenhall, Inggris, dan satu KC-135 ke Area Tanggung Jawab Komando Pusat AS, untuk bertemu dengan pesawat penjelajah dunia ke memasok kembali bahan bakar yang sangat mereka butuhkan.

Mendukung jembatan udara ARW ke-22 adalah KC-135 dari ARW ke-100 dari Mildenhall dan KC-135 yang dikerahkan dari Utah Air National Guard.

“Tidak hanya durasi serangan mendadak ini yang penting, namun kami menyelesaikannya hanya dengan dua kru dasar. Sebelumnya, tiga pilot mampu terbang sebagai kru ‘augmented’ hingga 24 jam. Ke depannya, AMC berencana memiliki empat awak pilot yang beroperasi hingga 48 jam,” jelas Donauhe

Komando tersebut tetap fokus untuk menyediakan sumber daya dan kemampuan yang diperlukan bagi pejuang Angkatan Udara Mobilitas untuk bekerja secara efektif selama lingkungan operasional berkecepatan tinggi dan misi dengan daya tahan maksimal.

Kapten Jacob Heyrend, ahli bedah penerbangan dari Skadron Pengisian Bahan Bakar Udara ke-349, berada di pesawat untuk memastikan kesehatan, keselamatan, dan kinerja kru.

“Tujuan dari penerbangan ini adalah untuk melihat kemampuan gabungan dari kapal tanker modern dan penambahan awak, sehingga mampu melampaui kemampuan manusia,” kata Heyrend.

“Tujuan akhir yang saya miliki untuk penerbangan ini adalah untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kru, penerbangan dan misi sebagai elemen aeromedis,” lanjutnya.

Para kru berkolaborasi dengan kontraktor pihak ketiga untuk mendaftarkan kru dalam studi kelelahan. Kontraktor memiliki pengalaman bekerja dengan profesional olahraga elit, NASA, dan astronot stasiun luar angkasa internasional lainnya.

“Mereka menggunakan metrik yang tervalidasi, seperti Tes Kewaspadaan Psikomotor,” lanjut Heyrend.

“Awak pesawat melakukan sendiri pengujian ini pada titik-titik tertentu dalam siklus tidur-bangun dan ketika saya diminta, atau memulai sendiri dengan menggunakan perangkat lunak berpemilik. Saya juga melakukan berbagai penilaian kognitif ad hoc dalam penerbangan, banyak di antaranya merupakan komponen Penilaian Kognitif Montreal. Saya juga mengamati respons tugas untuk mendapatkan perspektif manusia seutuhnya dari setiap anggota kru,” papar dia.

Keempat pilot dan dua operator boom di dalam penerbangan tersebut bergantian beristirahat dan melepaskan rekan merekats pada interval yang ditentukan, memanfaatkan tempat tidur susun yang ada di kapal tanker. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *