AIRSPACE REVIEW – Pertemuan tahunan para kepala angkatan udara dan luar angkasa di London, Inggris pada 17 Juli yang dihadiri oleh 64 negara menyoroti potensi perang dalam waktu dekat yang cukup tinggi. Oleh karenanya, setiap angkatan udara dari setiap negara butuh untuk meningkatkan kekuatannya.
Pertemuan yang diselenggarakan oleh Kepala Staf Angkatan Udara Inggris (RAF), Air Chief Marshal Sir Richard John Knighton, yang juga dihadiri oleh para akademisi dan ahli ini, dibuka dengan telaah serius terhadap perang Rusia-Ukraina yang saat ini masih berlangsung.
Profesor Justin Bronk, Peneliti Senior Bidang Kekuatan Udara dan Teknologi di lembaga pemikir kemanan Inggris, Royal United Services Institute (RUSI), mengatakan bahwa Inggris harus siap berperang dengan Rusia pada tahun 2028, karena mungkin itu jalan terakhirnya.
“Kita harus siap pada tahun 2028 untuk berperang melawan Rusia karena kita mungkin tidak punya pilihan mengenai hal itu,” tandas Bronk dikutip Airforce Technology.
Kajian terhadap persepsi ancaman Rusia sebagai krisis yang akan segera terjadi menimbulkan konsekuensi bahwa Angkatan Udara Inggris tidak mempunyai waktu untuk membeli platform baru dan banyak hal yang dapat disiapkan dalam waktu yang singkat ini.
“Jika Anda sudah memesan pesawat sekarang, itu bagus, pertahankan agar tetap dalam proses. Namun selain itu Anda tidak punya waktu untuk mengirimkan pesanan baru. Belilah amunisi, suku cadang, dan tingkatkan jumlah kontrak pemeliharaan armada utama Anda,” sarannya.
Bronk menilai, saat ini Rusia dalam perjalanan peta menuju kemenangan perangnya dengan Ukraina dan setelah itu konflik kemungkinan akan meluas dengan negara-negara NATO.
Kondisi kebutuhan kekuatan RAF dalam waktu singkat ini, lanjut Bronk, jelas akan berdampak pada proyek-proyek mahal dan rumit yang sedang dikembangkan, termasuk Program Udara Tempur Global (GCAP) yang dikembangkan Inggris dengan Italia dan Jepang.
Program yang awalnya bernama Tempest dan dipimpin oleh BAE Systems ini membutuhkan anggaran yang besar dan waktu yang masih lama untuk mewujudkannya.
GCAP yang merupakan jet tempur generasi keenam memang menjadi impian di masa depan. Sistem ini menggabungkan teknologi baru termasuk kecerdasan buatan, senjata energi terarah, dan teknologi kelompok untuk mengendalikan drone kolaboratif dan otonom yang menyertainya sebagai kekuatan unit hibrida.
Kemajuan besar telah dicapai oleh Pemerintahan Inggris sebelumnya dalam mewujudkan proyek ini dengan dana miliaran dolar dan pembentukan kerangka hukum pada akhir tahun lalu.
Sebelumnya, mantan Menteri Pengadaan Pertahanan Inggris James Cartlidge menyatakan perlunya batasan waktu yang ketat untuk program yang mahal tersebut, namun ia yakin bahwa Pemerintah Inggris dapat secara bersamaan memenuhi komitmen besar lainnya, seperti kebutuhan mendesak untuk mendukung upaya perang Ukraina.
Hal ini ditandai dengan sumbangan paket militer terbesar Inggris pada bulan April, yang telah dijanjikan oleh Pemerintahan Partai Buruh yang baru untuk dipercepat dalam seratus hari ke depan.
“GCAP sama sekali tidak mungkin terwujud jika terjadi perang di Eropa dalam lima tahun mendatang, karena perekonomian global akan terpuruk sepenuhnya. Kita harus mencurahkan segalanya untuk berperang,” Bronk mengingatkan.
“Jadi jika Anda peduli dengan GCAP, Anda perlu menjaga pertahanan kita agar kita tidak harus berperang dengan Rusia pada dekade ini. Jika tidak, program-program tersebut tidak akan terlaksana,” lanjutnya.
Sementara itu, dalam konferensi tersebut perwakilan dari BAE Systems turut menyampaikan pemikiran mereka tentang perlunya menyeimbangkan investasi berkelanjutan dalam program industri pertahanan seperti Tempest atau GCAP.
Dikatakan bahwa Inggris tidak boleh mengesampingkan fokus pada upaya menghadapi ancaman langsung Eropa dari Rusia.
“Ini tentang melakukan kedua hal tersebut. Ini tentang menjaga industri tetap berjalan,” kata BAE Systems yang berharap kedua proyek tersebut seiring sejalan.
Pesan yang disampaikan oleh Prof. Bronk mengingatkan Inggris bahwa kesiapsiagaan kekuatan udara untuk berperang esok hari, menjadi salah satu elemen penting yang harus diperhatikan dan sangat krusial saat ini.
Anggaran pertahanan yang menjadi tiang dalam menyokong kekuatan udara, harus diperhitungkan dengan matang terhadap potensi-potensi ancaman yang paling nyata dalam waktu dekat.
Pesan ini tampaknya berlaku bagi semua kekuatan udara di negara mana pun di dunia. Bahwa perang yang melibatkan hardware, perangkat-perangkat keras untuk pertempuran, tetap relevan dan terbukti kebutuhannya.
Perang Rusia-Ukraina membuktikan bagaimana kalang kabutnya Ukraina untuk dapat memperoleh sistem persenjataan, khususnya senjata-senjata modern dan presisi, guna melawan kekuatan Rusia yang jauh lebih besar dari kekuatan negaranya. (RNS)