AIRSPACE REVIEW – Setelah vakum selama setahun karena masalah pada perangkat lunak penting F-35 TR 3 (Tech Refresh 3), Lockheed Martin dalam waktu dekat akan melanjutkan pengiriman jet tempur siluman ini kepada para pelanggannya.
Kantor Program Gabungan (JPO) F-35 mengumumkan bahwa Letjen Michael J. Schmidt, Pejabat eksekutif program F-35, telah menyetujui penggunaan perangkat lunak TR-3 yang “terpotong” pada 3 Juli.
Dengan demikian sebanyak 90-120 F-35 yang sudah jadi dan selama ini disimpan di pabrik Lockheed Martin di Fort Worth, Texas dapat segera digelindingkan keluar hanggar untuk dilakukan uji lebih lanjut sebelum dikirimkan.
Keputusan Schmidt menyusul koordinasi ekstensif dengan angkatan bersenjata, Dewan Pengarah Eksekutif Joint Strike Fighter, pilot, pengelola, dan industri, tulis TWZ.
Perangkat lunak TR-3 diperlukan untuk mendukung peningkatan F-35 Blok 4. Lockheed Martin mengatakan, TR-3 merupakan ‘tulang punggung komputer’ baru F-35. Perangkat lunak ini menjanjikan kemampuan komputasi 25 kali lebih banyak dibandingkan sistem komputasi TR-2.
Beberapa peningkatan yang tidak dirahasiakan diharapkan menjadi bagian dari Blok 4. Konfigurasi pastinya belum diungkapkan Departemen Pertahanan AS kepada publik.
Blok 4 akan memberikan F-35 kemampuan baru yang canggih, termasuk kekuatan pemrosesan yang jauh lebih luas, tampilan baru, pendinginan yang ditingkatkan, sensor elektro-optik EOTS dan DAS baru, serta serangkaian senjata tambahan yang akan sangat membantu pesawat mencapai potensi terbaiknya.
Aspek yang sangat penting dari Blok 4 adalah radar baru dan rangkaian peperangan elektronik.
Penerbangan jet uji F-35 TR-3 dilakukan pertama kali pada 6 Januari 2023 di atas Gurun Mojave di California. Tim uji pengembangan dari Skadron Uji Penerbangan 461 melakukan penerbangan pertama F-35 TR 3 dari Pangkalan Angkatan Udara Edwards.
Jet produksi kemudian mulai dilengkapi dengan prosesor TR-3 dan perangkat keras terkait. Namun, TR-3 mengalami banyak penundaan yang berkontribusi terhadap pembengkakan biaya yang signifikan dalam program tersebut. Masalah yang mendera tersebut menyebabkan pengiriman F-35 ditangguhkan pada Juli 2023.
Pada bulan Desember 2023, dilaporkan bahwa pengembangan TR-3 akan selesai antara bulan April dan Juni 2024. Setelah itu, peningkatan TR-3 yang sama harus dimasukkan ke dalam jet F-35 yang sudah ada.
Pada bulan Januari 2024 Lockheed Martin mengatakan pihaknya memperkirakan pengiriman F-35 tidak akan dilanjutkan hingga akhir musim panas ini.
Lockheed Martin mengatakan pihaknya akan mampu mengirimkan F-35 dengan kecepatan satu pesawat per hari.
Meski demikian, walaupun target tersebut tercapai, masih dibutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk mengejar pengiriman jet yang disimpan.
Pada saat yang sama, F-35 baru terus dikeluarkan dari jalur produksi, sehingga semakin sulit untuk mengatasi simpanan tersebut, tulis TWZ.
Dengan tertundanya pengiriman, rencana untuk membentuk skuadron baru, melatih awak baru, dan mempercepat penggantian pesawat jenis lama telah berdampak pada komunitas pengguna F-35.
Contoh dari masalah ini terungkap akhir bulan lalu, ketika Denmark mengumumkan bahwa enam F-35A yang digunakan untuk pelatihan di Pangkalan Angkatan Udara Luke, Arizona, akan direlokasi ke Denmark, untuk membantu menutupi kekurangan pengiriman produksi baru.
Jet-jet tersebut sangat dibutuhkan di Denmark tidak hanya untuk melatih awak saja, tetapi juga untuk menutupi kebutuhan di mana sejumlah F-16 Angkatan Udara Denmark telah dipensiunkan dan beberapa di antaranya telah dijanjikan ke Ukraina.
Kemungkinan besar, F-35 TR3 memang akan segera dikirimkan, namun pesawat dibatasi dulu penggunaannya untuk tujuan pelatihan awak saja sambil menunggu kematangan dari perangkat lunak TR 3. (RNS)