AIRSPACE REVIEW – Sebuah drone pengintai TB-001 milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) terpantau melakukan misi pengawasan di dekat Okinawa Jepang pada 8 Juli 2024 lalu.
Diketahui, drone lepas landas dari Laut Cina Timur itu melintasi antara pulau utama Okinawa dan Pulau Miyako, berputar di atas Samudra Pasifik, lalu kembali lagi ke Laut Cina Timur.
Manuver ini memicu respons cepat dari Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF), yang mengerahkan jet tempur dari Angkatan Udara Pertahanan Barat Daya untuk memantau aktivitas drone tersebut.
Misi pengintaian TB-001 ke wilayah udara dekat Okinawa terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.
Laut Cina Timur telah menjadi titik fokus aktivitas militer dan posisi strategis oleh China, Jepang, dan kekuatan regional lainnya.
Sebelumnya, pada 4 Juni 2024, sebuah drone TB-001 milik PLAAF lainnya juga berhasil dicegat oleh jet tempur JASDF, saat terbang di atas laut dekat Pulau Amami Oshima di Prefektur Kagoshima.
Mengenai TB-001, drone yang dijuluki sebagai Twin-Tailed Scorpion ini dirancang dan diproduksi oleh pabrik Sichuan Tengden.
TB-001 pertama kali diluncurkan pada September 2017 dan dilaporkan telah dioperasikan oleh Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) sejak 2021.
Tergolong sebagai drone kelas MALE (Medium-Altitude Long-Endurance), TB-001 dilengkapi dengan tiga mesin. Dua di sayap utama dan mesin ketiga model pendorong di bagian buntutnya.
Drone raksasa ini memiliki berat lepas landas maksimum (MTOW) lebih dari 3.000 kg.
Sanggup melayang di udara hingga ketinggian 9.000 m dan memiliki jangkauan sekitar 6.000-8.000 km atau dengan durasi penerbangan maksimum 35 jam. -RBS-