Dana pengembangan membengkak, masa depan jet tempur generasi ke-6 AS semakin tidak menentu

Loyal wingman mendampingi NGADCollins Aerospace

AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara AS (USAF) sedang meninjau kembali proyek jet tempur siluman berawak generasi keenam yang sedang dikembangkannya di bawah program Dominasi Udara Generasi Berikutnya (Next Generation Air Dominance/NGAD).

Sasaran utamanya adalah mencari cara untuk menurunkan biaya yang terkait dengan jet tersebut, yang masing-masing dapat memiliki banderol harga hampir 250 juta dolar AS, seperti diwartakan oleh TWZ pada 1 Juli 2004.

Disebutkan, jet tempur generasi ke-6 berawak ini harganya tiga kali lipat dari Lockheed Martin F-35 Lightning ll yang menjadi andalan USAF saat ini.

Pada saat yang sama, memastikan pesawat ini akan dapat bekerja sama dengan armada pesawat nirawak Collaborative Combat Aircraft (CCA) yang direncanakan oleh USAF adalah sasaran utama lainnya dari penilaian ulang program jet tempur NGAD ini.

Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah mengkaji ulang jet tempur NGAD dalam wawancara baru-baru ini dengan Defense News.

Hal ini menyusul spekulasi selama berminggu-minggu tentang masa depan jet tempur ini dan elemen-elemen lain dari inisiatif NGAD yang lebih besar menyusul komentar sebelumnya oleh Kendall, serta Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal David Allvin.

NGAD merupakan upaya modernisasi andalan USAF yang juga mencakup program CCA serta pengerjaan ‘sistem dari sistem’ senjata baru, mesin jet, perangkat peperangan elektronik, sensor, kemampuan manajemen pertempuran, dan sistem lainnya.

Perusahaan kedirgantaraan raksasa AS, Boeing dan Lockheed Martin diketahui bersaing untuk membangun jet tempur NGAD, tetapi tidak ada perusahaan yang secara resmi mengonfirmasi bahwa mereka akan bersaing.

Sementara Northrop Grumman mengumumkan bahwa mereka telah mengundurkan diri secara sukarela tahun lalu.

USAF sebelumnya telah mengatakan bahwa mereka berharap untuk mulai menerjunkan pesawat siluman baru ini sebelum tahun 2030.

“Ini adalah platform yang sangat mahal,” kata Kendall kepada Defense News. Biayanya sekitar tiga kali lipat biaya F-35, dan kami hanya mampu membelinya dalam jumlah kecil, imbuhnya.

Musim gugur lalu, Kantor Program Gabungan F-35 militer AS memberi tahu beberapa media bahwa harga unit rata-rata di semua varian, termasuk mesin F135 mereka, dalam lot produksi terbaru, adalah sekitar 82,5 juta dolar AS.

Pada titik harga itu, perkiraan biaya unit satu jet tempur NGAD akan menjadi sekitar 247,5 juta dolar AS.

Kendall dalam satu kesempatan menggambarkan program F-35 yang telah lama bermasalah sebagai “malpraktik akuisisi” dan telah berjanji untuk menghindari jebakan yang sama dengan program jet tempur NGAD yang baru.

Secara keseluruhan hal itu menunjukkan masa depan jet tempur NGAD masih tampak sangat suram.

Spekulasi mengenai masa depan NGAD pertama kali muncul setelah Kepala Staf Jenderal Allvin tidak secara eksplisit mengatakan inisiatif modernisasi akan terisolasi dari pemotongan anggaran serius yang diperkirakan akan terjadi pada Tahun Anggaran 2026 selama obrolan santai yang diselenggarakan Asosiasi Angkatan Udara & Antariksa pada bulan Juni 2024 lalu.

Untuk diketahui, program NGAD ini diluncurkan untuk menggantikan jet tempur siluman generasi ke-5 Lockheed Martin F-22 Raptor, tetapi diharapkan memiliki kemampuan yang jauh lebih luas yang akan memungkinkannya untuk menjalankan berbagai macam peran dan misi selain hanya sebagai jet tempur tradisional. -RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *