AIRSPACE REVIEW – Belajar dari perkembangan konflik dunia di berbagai tempat, serangan drone sangat berbahaya bagi aset-aset mahal bergerak seperti jet tempur.
Perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung membuktikan, jet-jet tempur maupun pembom yang ditempatkan di pangkalan yang tidak terlindungi shelter atau hanggar sangat rentan jadi sasaran empuk drone.
Rusia misalnya, telah kehilangan jet tempur tercanggihnya Su-57 dan pembom Tu-22M3 yang sedang diparkir di pangkalan udara terbuka akibat serangan drone Ukraina. Demikian juga Ukraina, jet Su-25 dan MiG-29-nya jadi sasaran amuk drone bunuh diri Rusia.
Menimbang kemungkinan tersebut, Angkatan Udara Kerajaan Norwegia (RNoAF) yang memiliki aset berharga jet tempur siluman F-35A, segera melakukan langkah-langkah preventif yaitu dengan mengaktifkan lagi stasiun udara di wilayah Pegunungan Bardufoss di Malsev. Di sini terdapat bunker untuk menyimpan pesawat tersebut.
Stasiun udara di Bardufoss tersebut telah diaktifkan lagi untuk digunakan setelah 40 tahun ditinggalkan. Bunker melindungi jet-jet tempur generasi kelima F-35 dari serangan drone.
Dari foto yang dibagikan oleh RNoAF, terlihat dua pesawat F-35 telah berada di sana. Fasilitas ini baru saja diresmikan lagi penggunaannya oleh RNoAF untuk kemudian menampung sebanyak 52 F-35 milik negara tersebut.
Ini adalah bagian dari rencana RNoAF untuk menyebarkan armada udara pentingnya ke beberapa instalasi di negara-negara Nordik dan melindunginya dari serangan yang tidak diinginkan.
Fasilitas bunker di Pegunungan Bardufoss dibangun tahun 1959 sebagai tempat perlindungan dari bom atom Soviet yang dapat ditembakkan ke pangkalan udara tersebut dalam situasi perang.
Kepala Pusat Operasi Udara Gabungan (JAOC) Norwegia Brigadir Tron Strand mengatakan, stasiun udara memainkan peran penting dalam pengembangan kekuatan udara Norwegia, Nordik, dan sekutu.
Dia menjelaskan bahwa kemampuan untuk menyebar dan menggerakkan angkatan udara dengan cepat merupakan fokus penting dalam NATO. Oleh karena itu, fasilitas di Bardufoss pada akhirnya diaktifkan lagi untuk mendukung hal tersebut.
“Ini berarti kami harus menggunakan fasilitas pegunungan yang relevan untuk perlindungan. Sebagai bagian dari pengembangan konsep distribusi nasional. Kami memanfaatkan seluruh stasiun udara di Bardufoss,” lanjut Strand.
Ditambahkan bahwa di masa depan pangkalan ini tidak hanya akan digunakan oleh Norwegia, namun juga oleh angkatan udara gabungan.
Pangkalan udara Bardufoss dibuka pertama kali pada tahun 1938 dan merupakan stasiun udara tertua yang beroperasi di Norwegia. (RNS)