AIRSPACE REVIEW – Dihitung sejak penerbangan perdananya pada 7 September 1997, F-22 Raptor telah berkiprah hampir 27 tahun. Angkatan Udara AS (USAF) mencatat, jet tempur superioritas udara siluman pertama ini telah mengakumulasikan total 500.000 jam terbang.
Pesawat ini, kata USAF, telah terbukti menghadirkan penggabungan teknologi canggih secara terus-menerus, menjadikannya pesawat tempur utama yang mendominasi udara di dunia.
Tonggak sejarah dan perjalanan menuju pencapaian ini merupakan bukti dedikasi dan keahlian seluruh industri dan tim USAF, termasuk pilot, kru pemeliharaan, dan personel pendukung.
Komitmen yang tak tergoyahkan terhadap keunggulan udara, memastikan kesiapan operasional dan efektivitas F-22 sebagai penangkal strategis.
Walau sudah mengudara lebih dari seperempat abad, F-22 dinilai masih punya masa depan di tengah pengembangan jet tempur generasi keenam yang masih berkutat dalam tahap pengembangan.
Kongres AS sendiri masih mendukung pengoperasian jet tempur F-22 dan dengan tegas menolak untuk cepat-cepat memensiunkan 32 F-22 sebagaimana usulan USAF.
Amerika Serikat sejauh ini telah menjadi pelopor dalam menciptakan armada tempur superioritas udara. AS pun masih menjadi pemimpin dalam menciptakan jet-jet tempur mutakhir.
Satu-satunya negara yang membuat cemas AS saat ini, tidak lain adalah China, yang secara geopolitik merupakan lawan maupun pesaing. China seringkali secara tiba-tiba melahirkan beragam kejutan dalam bidang kedirgantaraan dan industri militer. (RNS)