AIRSPACE REVIEW – Peran drone semakin vital dalam perang modern. Dengan drone, pasukan bisa melakukan pengintaian hingga penyerangan secara cepat dan akurat.
Drone memiliki kelebihan, karena berharga lebih murah dibanding dengan mengerahkan armada pesawat berawak.
Wahana tanpa awak yang semakin sederhana dan banyak digunakan oleh kalangan sipil ini pun kemudian dimodifikasi agar mampu membawa amunisi guna menyerang aset-aset musuh berharga mahal.
Terlebih lagi, menghadapi aksi-aksi sabotase yang kini disinyalir semakin marak sebagai langkah untuk memecah konsentrasi perang Rusia-Ukraina yang terpusat di wilayah Ukraina.
Tak mau kecolongan, Kementerian Pertahanan Rusia pun mengambil langkah untuk memperkuat pasukan Armada Pasifik mereka yang berada di Semenanjung Kamchatka dengan drone jenis ini.
Dalam rilisnya Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa pengiriman drone pengintai maupun FPV ke Kamchatkan telah dilakukan.
“Kendaraan udara tak berawak pengintai dan drone FPV telah tiba untuk unit Armada Pasifik yang berada di Kamchatka, tugasnya untuk memerangi kekuatan dan kemampuan subversif musuh,” tulis kementerian tersebut.
Ditambahkan, lebih dari 40 prajurit telah dilatih secara khusus untuk mengoperasikan drone FPV tersebut. Mereka dilatih menggunakan drone oleh instruktur yang telah berpengalaman tempur menggunakan drone FPV.
Pada tahap pertama pelatihan, kata Kementerian Pertahanan Rusia, para prajurit diajari mengenai desain dan karakteristik drone FPV.
Setelah itu mereka dilatih menerbangkannya menggunakan simulator sebelum menerbangkan drone sesungguhnya.
Barulah pada tahap akhir, setelah mereka mahir, prajurit mulai ditugaskan untuk mengoperasikan drone FPV. Pelatihan ini relatif tidak membutuhkan waktu yang lama.
Selain digunakan untuk melakukan serangan, drone FPV juga digunakan sebagai platform drone pengintai yang murah meriah. (RNS)