Airspace Review

ANGKASAREVIEW.COM – TNI Angkatan Udara akan mengganti pesawat angkut berat C-130B dengan pesawat sekelas Il-76/A400M/C-17. Hal tersebut terungkap dalam ceramah pembekalan KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna kepada Perwira Siswa (Pasis) Sekolah Kesatuan Komando TNI AU (Sekkau) Angkatan 103 di Kampus Sekkau, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Kamis (7/6/2018).

“Untuk skadron angkut, TNI AU akan mengganti pesawat C-130B dengan pesawat angkut sekelas IL-76/A-400/C-17. TNI AU juga sudah mengganti pesawat Fokker F-27/CN-235 dengan pesawat sekelas atau di atas CN-295/C-27J Spartan yang masing-masing skadron mempunyai tingkat kesiapan rata-rata 80%,” ujar KSAU.

Penggantian pesawat, lanjut KSAU, merupakan bagian dari tuntutan tugas ke depan yang makin kompleks. TNI AU, imbuhnya, akan terus melakukan pembangunan dan pengembangan postur kekuatan. Dalam perencanaan hingga tahun 2024, misalnya, akan terbangun delapan skadron udara tempur.

“Sesuai dengan perencanaan kekuatan materiil, kita berharap memiliki delapan Skadron Udara Tempur dengan kekuatan 16 pesawat dan kesiapan masing-masing skadron udara rata-rata 80%,” jelas Yuyu Sutisna.

Ditambahkan KSAU, selain skadon tempur TNI AU juga akan memiliki enam skadron udara angkut berat, sedang, dan ringan yang memiliki kekuatan per skadron udara sebanyak 16 pesawat. Keberadaan skadron ini untuk mendukung mobilitas pasukan dan logistik pada  dua trouble spot.

Paparan lainnya, KSAU menjelaskan wacana TNI untuk melaksanakan penggelaran Pangkalan TNI terpadu. Pangkalan ini akan tersebar pada beberapa daerah antara lain Natuna, Selaru, Morotai, Biak, dan Merauke.

Penggelaran benteng-benteng pertahanan terpadu trimatra tersebut, diwujudkan dalam upaya untuk memperkuat sistem pertahanan negara dalam mengantisipasi perkembangan ancaman yang terus meningkat.

Terkait informasi Sekkau A-103, pendidikan ini diikuti oleh 57 Pasis dengan perincian 50 Pasis  TNI AU,  dua TNI AL, satu TNI AD dan empat Pasis Mancanegara masing-masing satu orang dari  Filipina, Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

(RON)