AIRSPACE REVIEW – Iran tidak memiliki rencana untuk segera malakukan serangan balik ke Israel serangan pada hari Jumat dan menyatakan belum jelas siapa sebenarnya yang berada di balik serangan tersebut, Reuters melaporkan, mengutip seorang pejabat tinggi Iran.
“Sumber asing dalam insiden tersebut belum dapat dikonfirmasi. Kami belum menerima serangan eksternal apa pun, dan diskusi lebih condong ke arah infiltrasi daripada serangan,” kata pejabat tersebut seperti dikutip Reuters.
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa serangan terhadap Iran dilakukan sedemikian rupa sehingga para pemimpin di Teheran dapat “mentolerir” serangan tersebut dan menahan diri dari babak eskalasi baru dengan Israel.
Siapa pun yang melakukan serangan ini, sasarannya adalah fasilitas atau fasilitas angkatan udara Korps Garda Revolusi Islam Iran untuk menghindari babak baru pertukaran serangan, kata surat kabar itu tanpa menyebutkan siapa yang berada di balik serangan itu.
Sebelumnya pada hari Jumat, Israel diberitakan telah melancarkan serangan udara terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal dan drone Teheran pada akhir pekan.
Ledakan terjadi di dekat kota Isfahan. Sistem pertahanan udara merespons pendekatan drone di sejumlah provinsi di negara tersebut.
Tiga pejabat Iran mengatakan kepada The New York Times bahwa sasaran serangan itu adalah pangkalan udara dekat Isfahan.
Pada Sabtu malam, Korps Garda Revolusi Islam Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertamanya ke wilayah Israel, kata Angkatan Pertahanan Israel (IDF).
Serangan itu terjadi sebagai respons atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah pada awal April.
Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan Israel berhasil mencegat 99% target udara yang ditembakkan Iran, termasuk semua drone.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, Amerika Serikat turut membantu Israel dalam menangkal serangan udara yang dilakukan oleh Iran. (RNS)