Akankah NATO melindungi wilayah udara Ukraina seperti yang dilakukannya terhadap Israel?

Rafale NATO exerciseNATO

AIRSPACE REVIEW – Pada 14 April 2024, Iran meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone kamikaze ke wilayah Israel. Meskipun berhasil mencegat lebih dari 95%, beberapa rudal menghantam pangkalan Nevatim, markas bagi jet siluman F35I AU Israel.

Sebagain besar rudal dan drone dijatuhkan oleh sistem pertahanan udara Israel sendiri, sebagian lainnya ditembak jatuh oleh jet tempur AS, Inggris dan Prancis.

Banyak akun Twitter yang mendukung Ukraina mempertanyakan dukungan udara Barat terhadap pasukan Ukraina yang berfokus pada pertahanan antidrone dan antirudal. Apakah hal serupa bisa diterapkan juga di wilayah udara Ukraina?

Dilansir oleh Army Recognition (16/4), permintaan ini bermula dari pernyataan (di telegram) Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitro Kuleba, yang menyatakan bahwa Polandia dapat bekerja sama dengan Ukraina untuk mempertahankan instalasi udara Ukraina, gagasan tersebut dikomentari oleh mantan inspektur jenderal Angkatan Udara Polandia, Brigadir Jenderal Tomasz Drewniak.

Kuleba menggambarkan gagasan penggunaan sistem rudal antipesawat Patriot di Polandia untuk mengamankan wilayah udara di atas Ukraina bagian barat sebagai hal yang layak dilakukan.

Dia menyarankan Polandia dapat menyewakan sistem ini ke Ukraina, untuk memberikan pertahanan terhadap serangan rudal dan drone Rusia.

Drewniak menganggap proposal ini layak secara teknis namun menyoroti hambatan militer-politik yang serius dalam implementasinya.

Dia memperingatkan bahwa pertahanan Polandia di wilayah udara Ukraina dapat meningkatkan konflik dan menekankan pentingnya konektivitas radar untuk sistem pertahanan udara yang efektif.

Drewniak menyarankan untuk mengintegrasikan radar Ukraina ke dalam sistem NATO atau mengerahkan radar NATO di Ukraina.

Namun, ia memperingatkan bahwa setiap tindakan pertahanan NATO terhadap pesawat Rusia dapat memicu respons militer Rusia dan meningkat menjadi konflik besar.

Drewniak juga mempertanyakan efektivitas militer dalam melindungi wilayah udara Ukraina bagian barat, dan menyatakan bahwa wilayah tersebut jarang menjadi sasaran militer Rusia dengan konsekuensi yang terbatas.

Andrzej Grzyba, ketua Komite Pertahanan Sejm, menggemakan pandangan ini, dan menyatakan skeptisismenya terhadap keterlibatan Polandia dalam pertahanan udara Ukraina.

Dia menekankan bahwa menanggapi insiden dalam jarak 100 km dari negara tetangga dapat dianggap sebagai tindakan perang.

Namun, Grzyba merekomendasikan Andrzej Grzyba, Kepala Komite Pertahanan Sejm, menggemakan pandangan ini untuk mempertahankan bantuan militer yang ada, termasuk memasok senjata, dan peralatan, serta melatih personel militer Ukraina.

Selain itu, untuk melengkapi sudut pandang ini, Iran dan Rusia, dua negara yang menentang sistem NATO, memiliki ambisi dan posisi internasional yang berbeda.

Dari sudut pandang Rusia, konflik Angkatan Bersenjata Rusia dengan NATO di wilayah Ukraina membuat mereka tidak mempunyai alasan untuk melakukan ekspansi di luar wilayah ini. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *