AIRSPACE REVIEW – NATO menggenjot penyelenggaraan pelatihan gabungan siswa pilot militer Eropa. Hal ini untuk mengantisipasi kelangkaan pesawat jet latih di sejumlah angkatan udara negara-negara NATO akibat telah dipensiunkannya pesawat-pesawat tersebut. Selain itu pelatihan gabungan pilot Eropa ini untuk mengurangi menumpuknya beban pelatihan siswa pilot militer mancanegara di Amerika Serikat.
Belgia, Ceko, Jerman, Yunani, Hongaria, Italia, Montenegro, Makedonia Utara, Rumania, Spanyol, Türkiye, dan Inggris telah mengirimkan sekitar 50 siswa pilot mereka di empat lokasi pelatihan NATO mulai tahun ini.
Negara-negara tersebut juga telah mendirikan sembilan kampus pelatihan baru dan membentuk badan penasihat industri khusus yang akan membantu mengoordinasikan pendekatan pelatihan menyeluruh.
Nato Flight Training Europe (NFTE) awalnya didirikan pada bulan Juni 2020 di sela-sela pertemuan Menteri Pertahanan NATO tahun itu. Belgia segera bergabung pada Februari 2021 disusul Jerman dan Inggris pada Oktober 2023, seperti diwartakan NATO di lamannya.
Pilot NFTE belajar menerbangkan berbagai pesawat jet, helikopter, dan juga drone. Pelatihan gabungan percontohan ini merupakan upaya yang semakin mahal dan menantang.
Seperti diketahui, banyak negara-negara sekutu di Eropa mengirim pilot mereka untuk mengikuti pelatihan ke AS guna memenuhi kebutuhan pelatihan pilot mereka. Hal ini mengakibatkan beban tambahan pada kapasitas AS.
Pembentukan NFTE secara signifikan mengurangi ketergantungan pada fasilitas pelatihan AS yang ada, dengan membuat sekutu Eropa mampu melatih awak penerbangan mereka sendiri.
Pada bulan Desember 2021, para peserta secara resmi menetapkan Pusat Pelatihan Penerbangan di Pardubice, Republik Ceko, dan Sekolah Pelatihan Penerbangan Internasional (IFTS) di Decimomannu, Italia sebagai dua kampus pelatihan NFTE pertama.
Kampus-kampus dan lembaga-lembaga baru NFTE akan membantu mengonsolidasikan upaya-upaya ini seiring dengan upaya mencapai tujuan-tujuan jangka panjang pada tahun 2030-an.
Wakil Sekretaris Jenderal NATO Mircea Geoană mengatakan, salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan berlatih bersama secara sistematis dan menjalin hubungan saling percaya dalam prosesnya, dikutip Airforce Technology.
Beberapa negara saat ini telah atau akan memensiunkan jet latihnya. Royal Canadian Air Force saat ini sedang dalam masa jeda dan akan memensiunkan 18 unit CT-155 Hawk setelah menggunakannya selama 24 tahun.
Akibatnya, Kanada telah menunda pelatihan pilotnya di luar negeri sebagai bagian dari program pelatihan sementara yang akan membuat warga Kanada terbang dari Pangkalan Angkatan Udara Sheppard di Texas serta program Fighter Lead-in Training lainnya di Finlandia dan di IFTS Italia. Untuk pelatihan, RCAF akan mengirimkan dua instruktur dan enam siswa pada tahun depan.
Demikian pula Angkatan Udara Kerajaan Inggris akan segera memensiunkan jet latih Hawk T2-nya. Pada bulan Januari 2024, ada kekhawatiran bahwa RAF tidak akan punya apa-apa untuk pelatihan dunia nyata dengan pesawat fisik yang memiliki senjata generasi berikutnya. (RNS)