AIRSPACE REVIEW – Industri pertahanan Rusia telah menerapkan modifikasi pada sistem rudal Iskander dengan memasukkan pembelajaran dari perang di Ukraina ke dalam desainnya.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa rudal balistik, khususnya rudal 9M723 yang digunakan oleh sistem rudal taktis Iskander-M, telah mengalami peningkatan untuk digunakan menyerang sasaran di Ukraina.
Hal ini berdasarkan analisis terhadap sisa-sisa rudal yang ditemukan dari serangan baru-baru ini di Ukraina.
Ditemukan bahwa penggunaan hulu ledak umpan pemancar radio sebelumnya, yang dirancang untuk mengalihkan perhatian sistem pertahanan udara Ukraina dengan memancarkan sinyal radio palsu, telah diganti.
Sistem umpan baru ini telah ditukar dengan penerima tambahan yang tahan sinyal satelit, serupa dengan yang digunakan dalam bom luncur dan drone kamikaze Shahed 136 buatan Iran. Salah satu rudal yang ditemukan mengungkapkan integrasi modul GPS terlindungi dan tahan gangguan yang dikenal sebagai Kometa-R8.
Penyempurnaan desain ini menunjukkan adanya penilaian ulang oleh para insinyur Rusia, yang memprioritaskan peningkatan ketahanan dan akurasi rudal dibandingkan penggunaan sistem umpan pengecoh terpisah.
Mengenai spesifikasinya, rudal balistik jarak dekat 9M723 memiliki massa 3.800 kg, berdimensi panjang 7,3 m, diameter 92 cm, dan hulu ledak seberat 480–700 kg.
Roket didorong menggunakan mesin dengan propelan padat satu tahap. Kecepatan maksimumnya mencapai 2.000 m/detik (Mach 5,9). Jangkauan operasional di kisaran 400–500 km.
Rudal menggunakan sistem bimbingan panduan inersia, DSMAC optik (pada Iskander-M), TERCOM (pada Iskander-K), serta penggunaan GPS/GLONASS. (RBS)