SA315 LAMA, helikopter ringan yang sanggup beroperasi di wilayah ketinggian Himalaya, sudah 55 tahun dan masih aktif

SA 315B LAMA_1Wikipedia

AIRSPACE REVIEW – Pada tanggal 17 Maret 1969, 55 tahun lalu, helikopter ringan SA315 LAMA buatan Prancis sukses melakukan penerbangan perdananya. Helikopter bermesin tunggal dan berpenampilan sederhana ini dirancang oleh perusahaan Sud Aviation (lalu menjadi Aérospatiale, dan kini Airbus Helicopters).

LAMA, awalnya dikembangkan untuk memenuhi persyaratan Angkatan Udara India dan Angkatan Udara Nepal di mana mereka membutuhkan helikopter yang mampu melakukan operasi pada kondisi panas dan wilayah tinggi.

Kedua negara tersebut memiliki barisan pegunungan ekstrem berupa Pegunungan Himalaya, yang bahkan helikopter berukuran sedang yang relatif kuat pun tidak dapat dioperasikan secara efektif di sana.

Secara khusus, helikopter LAMA dilengkapi dengan mesin turboshaft Turbomeca Artouste dari Alouette III dan sistem dinamisnya, serta menggunakan badan dari Alouette II yang diperkuat.

Mengenai kinerjanya, LAMA memiliki kecepatan maksimum 192 km/jam dan kecepatan pendakian/menanjak 5,5 m/detik.

Pada 30 September 1970, LAMA menerima sertifikat kelaikan udaranya, dan diperkenalkan ke layanan operasional pada Juli 1971. Karena kinerja ketinggiannya yang sangat baik, LAMA dengan cepat menjadi populer di kalangan operator di seluruh dunia, sering kali digunakan di lingkungan pegunungan.

Versi sipil LAMA dapat menjalankan berbagai peran, seperti transportasi penumpang ringan, tugas pertanian, eksplorasi minyak dan gas, pemadaman kebakaran di udara, dan tugas khusus lainnya.

Sementara varian militer, dengan tugas sebagai penghubung, observasi, fotografi, penyelamatan udara/laut, transportasi dan ambulans.

Salah satu pengguna terbesar LAMA adalah India. Semula membeli 41 dari Prancis, kemudian memproduksi 150 unit yang diberi nama Cheetah. Produksi heli dilaksanakan oleh Hindustan Aeronautics Limited (HAL) setelah menandatangani perjanjian lisensi pada tahun 1971.

Di India, helikopter ini digunakan untuk misi penyelamatan gunung tinggi, penghubung dan pelatihan penerbangan ketinggian yang sangat tinggi. Tercatat, sebanyak 68 operator dari berbagai negara mengoperasikannya, total sekitar 700 helikopter pernah dibangun.

Hingga saat ini, sejumlah besar helikopter LAMA masih beroperasi di negara Afganistan, Argentina, Ekuador, India, Pakistan, Namibia dan Togo.

Sepanjang kariernya, helikopter LAMA mencetak banyak rekor dan tonggak sejarah.

Pertama, pada Mei 1972, berupa rekor pendaratan ketinggian 6.858 m di India oleh pilot Angkatan Udara India dibantu oleh pilot perusahaan Aérospatiale, Claude Aubé.

Kedua, pada 21 Juni 1972, pilot Jean Boulet mencetak rekor dunia 12.442 m (rekor tak terkalahkan hingga saat ini).

Lalu terakhir, pada 24 Desember 1977, berupa rekor kedalaman dibuat oleh seorang Kolonel dari Angkatan Udara Salvador, yang turun bersama LAMA ke kedalaman sekitar 600 m di dalam kawah gunung berapi El Boquerón selama misi penyelamatan. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *