AIRSPACE REVIEW – Ketegangan yang terus meningkat antara China dengan Taiwan membuat kedua negara saling mengklaim keunggulan masing-masing persenjataan yang dimiliki. Belum lama ini Taiwan telah menyelesaikan upgrade jet tempur F-16 lamanya ke varian F-16 Viper yang canggih.
Wakil Menteri Pertahanan Taiwan, Po Horng-huei, mengatakan, Taiwan telah memiliki “superioritas udara absolut” atas China di wilayah udaranya sendiri. Pernyataan ini disampaikan dalam sidang legislatif baru-baru ini menjawab pertanyaan anggota Parlemen Taiwan, seperti dikutip The EurAsian Times.
Po menanggapi kekhawatiran tentang potensi intrusi pesawat tempur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) ke wilayah udara Taiwan. Ia yang mantan pilot Angkatan Udara Taiwan (ROCAF) menyoroti sistem pertahanan udara dan kemampuan senjata Taiwan yang kuat.
Dia dengan yakin menyatakan bahwa setiap pesawat musuh akan terkena sistem pertahanan udara Taiwan dan akan berada dalam jangkauan daya tembaknya.
Po mencatat pentingnya kualitas dibandingkan kuantitas, dan menyatakan bahwa Angkatan Udara Taiwan mengutamakan pesawat militer berkualitas tinggi.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pilot Taiwan dilatih secara ekstensif dalam berbagai taktik untuk secara efektif melawan potensi invasi China. Taiwan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan udaranya, terutama melalui peningkatan seluruh armada jet tempur F-16 ke standar Viper.
Pada Februari 2024, Taiwan merayakan selesainya program Peace Phoenix Rising, sebuah program senilai 4,5 miliar USD untuk meningkatkan 139 jet tempur F-16 versi lama ke konfigurasi Block 70/72 (Viper).
Meskipun merupakan pesawat tempur generasi keempat, F-16V yang ditingkatkan menawarkan berbagai kemampuan canggih karena rangkaian avioniknya yang ditingkatkan. Di antaranya adalah penggunaan radar Northrop Grumman AN/APG-83 Scalable Agile Beam Radar (SABR) yang merupakan radar Active Electronically Scanning Array (AESA).
Sistem radar canggih ini meningkatkan jangkauan deteksi dan keterlibatan, meningkatkan kemampuan mengenali target untuk objek dengan jarak pandang rendah seperti rudal jelajah, dan meningkatkan ketahanan terhadap tindakan pencegahan elektronik.
Selain meng-upgrade F-16 lama ke Viper, Taiwan juga telah mengakuisisi 66 jet tempur F-16 Block 70/72 Viper baru untuk memperkuat armada tempurnya. Program yang menelan biaya 8 miliar USD.
Pernyatan Po mengenai keunggulan superioritas udara terhadap aset Angkatan Udara China (PLAAF) ditanggapi sebelah mata oleh sejumlah pengamat. Pasalnya, China memiliki beragam pesawat tempur modern, termasuk jet tempur generasi kelima J-20. Selain kualitas, dari sisi kuantitas PLAAF juga memiliki jumlah armada tempur udara yang sangat besar. (RNS)