AIRSPACE REVIEW – Militer Amerika Serikat dan Jepang akan melanjutkan penerbangan pesawat Osprey setelah menyelesaikan perawatan dan pelatihan yang diperlukan usai kecelakaan fatal yang terjadi di Jepang selatan pada November 2023.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan kedua negara telah membahas dimulainya kembali penerbangan Osprey di Jepang sejak Komando Sistem Udara Angkatan Laut AS mengumumkan bahwa pesawat tersebut telah disetujui untuk kembali beroperasi setelah kegagalan komponen yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menyebabkan kematian delapan personel militer AS dalam kecelakaan di Jepang.
Seluruh armada Bell Boeing V-22 Osprey AS dilarang terbang pada 6 Desember, seminggu setelah kecelakaan itu. Militer Jepang juga melarang terbang seluruh 14 pesawat Osprey miliknya.
Dikatakan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh masalah komponen, bukan kesalahan desain Osprey, dan masalah serupa dapat dicegah di masa depan dengan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penyebab yang teridentifikasi. Namun pihaknya tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Penerbangan Osprey akan dibatasi pada area di sekitar pangkalan militer untuk sementara waktu, kata kementerian itu, dalam upaya nyata untuk mengatasi masalah keselamatan penduduk di Okinawa. Di tempat ini sebagian besar pesawat Osprey militer AS di Jepang dikerahkan.
Okinawa adalah rumah bagi Pangkalan Udara Korps Marinir Futenma dan 24 MV-22B Osprey-nya. Pangkalan ini merupakan markas separuh pasukan Amerika di Jepang.
Diberitakan Air Force Times, Gubernur Okinawa Denny Tamaki keberatan dengan rencana kembalinya operasi penerbangan, dengan mengatakan tidak ada penjelasan yang cukup tentang penyebab kecelakaan itu. Dia mengatakan kepada wartawan hari Rabu bahwa dia diberitahu oleh pejabat pertahanan Jepang tentang rencana tersebut, namun tidak ada penjelasan rinci yang diberikan.
“Ini benar-benar tidak bisa diterima dan kami tidak bisa membiarkan hal ini terjadi,” kata Tamaki.
Dia mengatakan dia berencana untuk meminta pemerintah Jepang dan militer AS untuk mempertahankan pesawat Osprey di darat sampai mereka mengungkapkan sepenuhnya penyebab dan langkah-langkah keamanannya. Okinawa juga akan meminta pembatalan penempatan pesawat tersebut, tambahnya.
Di Kagoshima, di mana Osprey milik Pasukan Bela Diri Darat Jepang direncanakan untuk dikerahkan, pejabat prefektur menyebutkan kekhawatiran warga akan keselamatan dan mencari rincian tentang penyebab dan langkah-langkah keselamatan, namun pejabat pertahanan menolak melakukan hal tersebut sampai militer AS mengeluarkan laporan investigasi, NHK publik televisi melaporkan.
Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara mengatakan Amerika Serikat telah memberikan penjelasan yang cukup mengenai penyebab kecelakaan itu dan memberikan informasi rinci mengenai kecelakaan tersebut.
Kecelakaan itu merupakan kecelakaan fatal kedua Osprey dalam beberapa bulan dan yang keempat dalam dua tahun. Sebelum mengizinkan Osprey untuk terbang lagi, para pejabat AS mengatakan mereka memberikan perhatian lebih pada gearbox proprotornya, menerapkan batasan baru mengenai bagaimana pesawat tersebut dapat diterbangkan dan menambahkan inspeksi pemeliharaan serta persyaratan yang memberi mereka keyakinan bahwa pesawat tersebut dapat kembali terbang dengan aman. (RNS)