Penjualan 24 F-16 bekas Denmark ke Argentina menjadi suram, bukan karena masalah dengan Inggris tapi Washington meragukan keuangan Buenos Aires

RDAF F-16RDAF

AIRSPACE REVIEW – Pada Oktober tahun lalu Amerika Serikat telah menyetujui penjualan 24 unit jet tempur F-16 bekas Angkatan Udara Kerajaan Denmark (RDAF) ke Argentina. Seperti diketahui, berbagai penjualan sistem persenjataan buatan AS harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari Washington apabila ingin dijulan ulang ke negara lain.

Namun hingga saat ini, Argentina tidak kunjung menindaklanjuti izin akuisisi pesawat tempur yang telah dikeluarkan oleh AS tersebut. Buenos Aires malah terlihat intens membuka peluang untuk mengakuisisi jet tempur Tejas dari India, setelah gagal untuk mendapatkan FA-50 Fighting Eagle dari Korea Selatan karena diveto oleh Inggris yang turut membuat komponen untuk pesawat tersebut.

Bagi AS dan Denmark, ketidakjelasan apakah akan jadi mengakuisisi F-16 atau tidak, menimbulkan ketidakpastian di tengah kebutuhan akan pesawat F-16 yang meningkat dari negara-negara di dunia, terlebih dipicu oleh terjadinya konflik hebat antara Rusia dan Ukraina serta ketegangan China dengan Taiwan.

Untuk menambah minat Argentina, AS bahkan menyatakan akan mendukung penjualan persenjataan canggih untuk pesawat F-16 yang akan dijual ke Argentina, termasuk rudal udara ke udara AIM-120 AMRAAM dan bom berpemandu JDAM.

AS juga telah berhasil mempengaruhi London, yang enggan memberikan sinyal hijau agar F-16 dijual ke Argentina. Perlu diingat, hal ini bukanlah hal yang mudah, mengingat perselisihan yang sudah berlangsung lama antara Inggris dan Argentina mengenai Kepulauan Falkland dan embargo senjata yang diakibatkannya.

Dilema terbesar Argentina tampaknya lebih berkisar pada masalah keuangan dalam negeri dibandingkan dengan spesifikasi jet yang akan diakuisisi. Terkenal karena kesulitan finansial, Argentina sangat membutuhkan peningkatan komprehensif dan modernisasi armada tempur udaranya, yang saat ini sebagian besar terdiri dari pesawat Super Etendard yang sudah menua buatan Dassault-Breguet.

Namun demikian, AS sepertinya juga tidak terburu-buru untuk menarik izin penjualan F-16 dari Denmark ke Argentina.

Sementara itu Buenos Aires masih melakukan negosiasi dengan India untuk mendapatkan jet tempur pesaing F-16 yang berharga lebih murah. Salah satu batu sandungan bagi India adalah penggunaan kursi lontar Martin-Baker pada jet tempur HAL Tejas.

India saat ini sedang berupaya mengintegrasikan kursi lontar K-36 buatan Rusia pada Tejas untuk Argentina. Apakah ini akan tercapai? Belum bisa dipastikan. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *