AIRSPACE REVIEW – Biro Desain Pusat Teknik Kelautan Rubin yang berbasis di Saint Petersburg Rusia, telah mengembangkan drone bawah air otonom Surrogate-V untuk tugas berat baru.
Seperti diwartakan oleh K-Politika (28/2), kapal selam mini tanpa awak ini dirancang untuk melakukan fungsi komunikasi dan pencarian target. Selain itu dapat ditugaskan mendeteksi ranjau dan pengintaian di bawah lapisan es.
Hampir dua tahun lalu, pada Forum Teknis Militer Internasional ARMY-2022, konsep drone ini telah dipamerkan.
Layanan pers United Shipbuilding Corporation mengumumkan bahwa Surrogate-V dikembangkan sebagai bagian dari program pemerintah untuk menciptakan platform robot kelautan untuk keperluan militer dan sipil.
Perangkat ini mewakili kelanjutan evolusi dari proyek umpan kapal selam akustik yang diperkenalkan oleh Rubin pada tahun 2021.
Drone dilengkapi dengan sarana non-akustik dan antena akustik onboard, dapat secara mandiri mencari target dalam arah yang ditentukan, misalnya menggunakan sonar aktif.
Perusahaan mengklaim telah mencapai tiruan “portrait” akustik tingkat tinggi dari kapal selam modern sehingga mereka dapat dengan percaya diri mengalihkan dan menipu sistem deteksi kapal dan pesawat lawan.
Dengan demikian, drone dapat melakukan manuver yang menipu, menyesatkan kapal antikapal selam lawan, atau bahkan melakukan serangan jika diperlukan.
Surrogate-V dirancang untuk beroperasi bersama, termasuk dengan kapal selam nuklir.
Memiliki jangkauan maksimum sekitar delapan ratus mil laut (sekitar 1480 km), didukung oleh paket baterai lithium-ion yang ditingkatkan dan pembangkit listrik baru yang berbasis generator elektrokimia. Daya drone dapat diisi ulang dari kapal selam induknya. (RBS)