PENGEMBANGAN helikopter serang Standard 3 Tiger (Tigre) akhirnya dihentikan dan beralih ke peningkatan yang kurang ambisius. Sebagian karena keterbatasan anggaran ketika Jerman menarik diri dalam proyek yang digarap bersama Prancis tersebut.
Namun, ini bukanlah satu-satunya alasan pengembangan lanjutan heli serang Eropa Barat ini dihentikan. Berkaca dari Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama dua tahun, penggunaan drone tempur dan drone kamikaze telah meningkat.
Wahana tanpa awak tersebut lebih efektif, murah, dan tak berisiko hilangnya nyawa, dibandingkan menggunakan helikopter serang.
Fakta di lapangan pun menunjukkan, Angkatan Bersenjata Rusia banyak kehilangan heli serang canggihnya termasuk Mi-28 dan Ka-52. Helikopter ini rentan terhadap serangan dari bawah menggunakan kanon antipesawat maupun rudal panggul (MANPADS).
“Saya meminta saran dari angkatan bersenjata kita, mempertanyakan apakah teknologi yang disediakan dalam Standar 3 selaras dengan kebutuhan kita. Apakah kita benar-benar ingin berinvestasi pada helikopter canggih yang mungkin ketinggalan jaman karena munculnya teknologi drone? Saya mengajukan pertanyaan ini secara terbuka,” ujar Sebastien Lecornau, Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, pada Februari 2023.
Sementara itu, dalam pemeriksaan di Senat Prancis bulan November 2023 lalu, Jenderal Pierre Schille, Kepala Staf Angkatan Darat (CEMAT), mengajukan pertanyaan tentang penerus Tiger.
“Bertentangan dengan strategi AS, yang mengandalkan perangkat yang mampu melintasi jarak jauh dengan cepat, tentara (Prancis) justru mempertaruhkan mesin terbang rendah yang dapat menyusup ke garis musuh di malam hari,” menurut Schille.
Schille menambahkan bahwa studi awal berkonsentrasi pada apakah penerbangan ini akan berawak atau tidak.
“Kita dihadapkan pada jalur yang berbeda. Satu jalur membawa kita untuk meningkatkan kemampuan helikopter berawak yang ada saat ini, sementara jalur lainnya memandu kita menuju visi futuristik helikopter robotik (tanpa awak),” ujarnya.
Pengembangan helikopter serang masa depan seperti akan suram, karena kehadiran drone tempur ataupun drone kamikaze yang makin canggih. Mereka sanggup menggantikan peran helikopter serang berawak.
Baru-baru ini, militer AS mengumumkan rencana mereka untuk menghentikan inisiatif FARA (Helikopter Intai Serang Masa Depan). Program ini bertujuan untuk mengantarkan era baru helikopter pengintai dan serbu untuk Angkatan Darat AS.
Namun, menurut analisis AS, perpaduan sumber daya termasuk drone dan aset luar angkasa (satelit) dapat mencapai tujuan yang sama dengan lebih hemat biaya dan efisien.
-RBS-