DIREKTORAT Intelijen Utama Ukraina (GUR) melaporkan bahwa pasukan pertahanan Rusia telah menerima total 770 tank dari berbagai model selama dua tahun terakhir, menyusul dimulainya Operasi Militer Khusus di Ukraina.
Dijelaskan bahwa dari jumlah tersebut sebanyak 450 unit merupakan tank T-62M dan T-62МВ yang dimodernisasi. Sejak tahun 2022, senjata ini telah ditingkatkan secara sistematis dan dimasukkan ke dalam kekuatan pertahanan Rusia. Selain itu, mereka telah mencatat tingkat produksi atau modernisasi sekitar 320 model T-90M.
Sekitar 15 tank T-90M per bulan diluncurkan dari unit produksi militer Rusia, terhitung sekitar 10% dari total jumlah tank di tentara Rusia. Informasi tersebut diungkapkan petinggi GUR dalam diskusi dengan ArmiyaInform, dikutip Bulgarian Military.
The Military Balance 2023 mengungkapkan, Rusia memproduksi 150 tank T-62 dan sekitar 100 tank T-90M tahun lalu. Data ini menunjukkan bahwa banyak atau sebagian besar dari 450 tank T-62M, T-62MV, dan sekitar 320 T-90M yang dimodernisasi diproduksi dan ditugaskan pada tahun 2023.
International Institute for Strategic Studies (IISS) menunjukkan bahwa Rusia berhasil mengambil antara 1.180 dan 1.828 tank dari basis penyimpanan mereka tahun lalu. Cadangan tank ini berpotensi untuk digunakan selama 2-3 tahun ke depan atau lebih lama.
RUSI (Royal United Services Institute) yang berpusat di Inggris menyatakan, pasukan Rusia yang saat ini berperang di Ukraina memiliki armada yang cukup besar yang terdiri dari sekitar 2.060 tank. Rusia berhasil melengkapi pasukannya dengan 1.500 tank tahun lalu, dari stok penyimpanan dan bukan tank hasil produksi baru.
Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengunjungi Uralvagonzavod (UVZ). Kunjungan ini bersamaan dengan pengiriman batch terbaru tank T-90M Proryv-3 oleh militer Rusia. .
Pada saat yang sama, intelijen Inggris secara tidak langsung mengonfirmasi bahwa UVZ mampu melakukan produksi yang besar kendaraan-kendaraan tempur yang dibutuhkan oleh pasukan Rusia termasuk tank tempur utama. Hal ini menjelaskan bahwa sanksi ekonomi yang dijatuhkan ke Rusia tidak melemahkan negara itu untuk melakukan produksi alat perangnya.
-RNS-