Medvedev: Ukraina akan menghadapi pengurangan wilayah, Lviv akan menjadi ibu kota baru Ukraina

Dmitry MedvedevSputnik

DMITRY MEDVEDEV, Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia membuat perkiraan mengenai masa depan Ukraina. Ia menyatakan, di masa depan Ukraina akan menghadapi pengurangan wilayah hingga batas wilayah Lviv. Politisi Rusia ini mendasarkan kesimpulannya pada rangkaian jalur kereta api global yang sedang dirancang di Uni Eropa. Jalur kereta ini akan membentang dari Spanyol hingga Ukraina.

Medvedev mencatat bahwa titik akhir jalur kereta api tersebut adalah Lviv, bukan Kyiv. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis, tidak seperti politisi, lebih realistis mengenai masa depan, kata politisi tersebut.

Hal ini sepertinya merupakan konfirmasi pertama bahwa Lviv-Lemberg (sebelumnya nama Jerman kota tersebut) akan menjadi ibu kota baru Ukraina di dalam perbatasan wilayah Lviv, tulis Top War.

Politisi tersebut menolak kemungkinan penjelasan bahwa titik akhir jalur tersebut adalah Lviv, karena hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan lebar jalan kereta api di Eropa dan di wilayah bekas Uni Soviet.

Intinya, kata dia, bukan karena perbedaan lebar jalur kereta di Barat dan di Little Russia. Namun jelas bahwa dunia usaha jauh lebih berpandangan jauh ke depan dibandingkan para politisi.

Untuk diketahui, di negara-negara Eropa, lebar standar rel kereta api adalah 1.435 mm, sedangkan di sebagian besar wilayah pasca-Soviet lebarnya 1.520 mm.

Sementara itu pada 30 Januari lalu, Reuters memberitakan bahwa Lviv di Ukraina menjadi wilayah pertama yang menghapus semua monumen era Soviet, menurut Gubernur Lviv Maksym Kozytskyi. Hal ini sebagai upaya masa perang yang lebih luas untuk menghapus semua jejak kekuasaan Rusia.

Ukraina meluncurkan kampanye “dekomunisasi” setelah revolusi tahun 2014 yang menggulingkan presiden pro-Moskow dan terus melanjutkan upaya tersebut untuk melawan invasi Rusia yang telah berlangsung selama hampir dua tahun.

Kozytskyi mengatakan 312 monumen telah dibongkar tahun lalu di wilayah Lviv barat, yang berbatasan dengan Polandia. Penghancuran dilakukan oleh aktivis dan penduduk setempat.

“Tidak ada satu kopek pun dari anggaran daerah yang dihabiskan untuk menggulingkan ‘berhala-berhala’ ini,” tulisnya di Telegram. Kozytskyi menyertakan gambar patung beton yang dibongkar, tetapi tidak mengidentifikasinya.

Ribuan jalan dan permukiman di Ukraina, yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991, juga telah diganti namanya dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari upaya tersebut.

Walikota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, mengusulkan untuk mengganti nama Jalan Pushkin (penulis Rusia) yang terletak di pusat kota dengan nama seorang filsuf terkemuka Ukraina.

-JDN-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *