ANGKATAN UDARA Ukraina kekurangan infrastruktur untuk mengoperasikan F-16 walau jet tempur ini telah siap dikirim oleh sekutu Barat. Selain infrastruktur, pilot dan teknisi untuk mengoperasikan pesawat ini juga belum tersedia saat ini. Hal ini dikatakan langsung oleh Yuriy Ignat, Juru Bicara Komando Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina.
“Ini bukan perkara sederhana untuk memiliki pesawat. Kita berbicara tentang kompleks penerbangan yang membutuhkan lingkungan yang sesuai, bandara yang dilengkapi, dan pilot yang terlatih secara khusus,” kata dia.
Meskipun ada spekulasi yang sedang berlangsung mengenai kapan Ukraina bisa memperoleh pesawat Barat, Ignat tidak menyebutkan jangka waktunya secara spesifik. Kementerian Pertahanan Denmark menyatakan sudut pandang serupa, mengklarifikasi bahwa pengiriman pesawat akan sangat bergantung pada kesiapan pilot Ukraina dan pembentukan logistik dan infrastruktur yang memadai untuk pemeliharaan pesawat di Ukraina.
Media AS, mengutip pejabat tinggi militer di Pentagon, menyatakan pilot Ukraina saat ini tidak diperlengkapi untuk menangani operasi F-16. Mereka sedang menjalani pelatihan dan, menurut perkiraan pejabat militer AS, akan ada lebih banyak pilot Ukraina yang siap untuk menavigasi pesawat tersebut pada akhir musim panas 2024.
Sumber dari Denmark, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya telah mengungkapkan bahwa enam pilot dari Angkatan Udara Ukraina saat ini mendapatkan pengalaman langsung dengan F-16 di wilayah udara Denmark. Selain itu, sekitar selusin pilot lainnya sedang menjalani pelatihan kering di Inggris, yang dimulai dengan belajar bahasa Inggris, bahasa penting untuk tugas mereka yang akan datang, merujuk Bulgarian Military.
Seperti Belgia, Denmark juga menunggu kedatangan armada F-35 barunya yang diproduksi oleh Lockheed Martin. Sayangnya, fase integrasi yang rumit di Amerika Serikat telah menyebabkan penundaan pengiriman, dan armada tidak akan tiba sesuai jangka waktu yang dijadwalkan semula. Tujuan utamanya adalah untuk menggantikan armada F-16 Denmark dan Belgia yang sudah tua dengan pesawat tempur Amerika generasi berikutnya.
Terkait kedatangan F-16 ke Ukraina, Ignat menyatakan tidak tahu dan hal itu belum terkonfirmasi. “Saya tidak dapat memastikan kapan Ukraina akan menerima gelombang pertama F-16,” lanjut dia.
Sebelumnya, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan bahwa negaranya berencana untuk memasok Ukraina dengan armada awal sebanyak 18 jet tempur F-16. Namun, Rutte mengklarifikasi bahwa prasyarat tertentu harus dipenuhi sebelum pertukaran ini dapat dilakukan.
Selain Belanda, Denmark juga berencang menyumbangkan 19 jet F-16-nya.
-JDN-