PARLEMEN JERMAN atau Bundestag sepakat menolak usulan partai oposisi untuk mengirimkan rudal jelajah siluman Taurus ke Ukraina.
Mayoritas anggota Bundestag berpandangan, pengiriman rudal jelajah Taurus yang memiliki jangkauan tembak hingga 500 km dikhawatirkan akan digunakan oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia dan hal ini akan semakin memperluas perang yang sudah berjalan hampir dua tahun ini.
Sebelumnya, Kanselir Jerman Olaf Scholz juga menyatakan pendapat yang sama bahwa pemerintahannya tidak akan memasukkan rudal Taurus ke dalam paket bantuan militer Jerman untuk Ukraina.
Hal ini juga dikatakan oleh Steffen Hebestreit, perwakilan resmi pemerintah Jerman yang menyebut bahwa Jerman saat ini belum siap memasok rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina.
Namun, partai oposisi di Bundestag yaitu koalisi antara Uni Demokratik Kristen (CDU) dan Uni Sosial Kristen di Bavaria (CSU) menyerukan dilakukannya pemungutan suara di parlemen pada tanggal 17 Januari kemarin.
Friedrich Merz, Ketua Fraksi CDU di Bundestag menyatakan partainya akan mengajukan mosi untuk sebuah resolusi di parlemen untuk menentukan masalah pengiriman Taurus melalui pemungutan suara.
Merz menandaskan bahwa Jerman harus total mendukung perjuangan Ukraina. “Kami menganggap situasi di Ukraina semakin kritis,” kata dia.
Dengan Jerman mau mengirimkan rudal Taurus, Merz berkeyakinan perang yang berlarut-latur akan lebih cepat disudahi.
Mayoritas Anggota Bundestag menolak
Pemungutan suara yang dilakukan pada hari Rabu tersebut, seperti diwartakan Deutsche Well, telah menghasilkan rekapitulasi yang lengkap. Dari 666 anggota, sebanyak 178 suara mendukung, 485 suara menentang, dan tiga suara abstain.
Hasil pemungutan ini mencerminkan kompleksitas dan perpecahan dalam lanskap politik Jerman mengenai penyediaan bantuan militer ke Ukraina di tengah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung.
Di sisi yang lain, Jerman terus memberikan bantuan militer ke Ukraina yang dilakukannya sejak perang antara Rusia dan Ukraina pecah. Bersama Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan negara-negara sekutu lainnya, Jerman termasuk yang paling getol mengirimkan persenjataan ke Ukraina.
Akan tetapi, dengan penolakan untuk mengirimkan rudal Taurus ke Ukraina ini, tercermin juga sisi yang lain di mana Jerman tidak menginginkan perang antara Rusia dan Ukraina semakin besar dan meluas.
Taurus
Rudal Taurus atau lengkapnya Taurus KEPD 350 adalah rudal jelajah yang diluncurkan dari udara hasil program Swedia-Jerman yang diproduksi oleh Taurus Systems GmbH.
Rudal ini telah digunakan oleh Angkatan Udara Jerman, Spanyol, dan Korea Selatan. Taurus Systems GmbH merupakan perusahaan patungan antara MBDA Deutschland GmbH (sebelumnya LFK) dan Saab Bofors Dynamics.
Rudal ini berkarakteristik siluman dan memiliki jangkauan lebih dari 300 mil (500 km). Rudal Taurus yang dilengkapi dengan mesin turbofan dan berkecepatan Mach 0,95 ini telah diintegrasikan dengan jet tempur Panavia Tornado, Eurofighter Typhoon, Saab Gripen, McDonnell Douglas F/A-18 Hornet, dan Boeing F-15K Slam Eagle.
Hulu ledak tahap ganda seberat 480 kilogram yang disebut MEPHISTO (penetrasi multi-efek yang sangat canggih dan dioptimalkan target), dilengkapi muatan pra-pengisian dan penetrasi awal untuk membersihkan tanah atau memasuki target yang keras dan terkubur dalam (HDBT ) seperti bunker bawah tanah yang diperkeras, kemudian bahan bakar tunda variabel untuk mengontrol peledakan hulu ledak utama.
Rudal Taurus memiliki berat sekitar 1.400 kg (3.100 pon) dan memiliki diameter badan maksimum 1 meter (3,3 kaki).
Sasaran yang dapat dihancurkan rudal ini adalah bunker yang diperkeras, fasilitas komando, kendali, dan komunikasi, fasilitas lapangan terbang, pelabuhan, jembatan, fasilitas penyimpanan amunisi, kapal, dan target serangan lainnya.
-RNS-
Performa storm shadow/scalp eg yang infonya stealth tidak terlalu menggembirakan di Ukraina, kemungkinan menjadi salah satu faktor selain leo 2 yang overengineered mengikuti nenek moyangnya tank tiger.
Selain itu isu bahwa Taurus KPE mampu merontokkan struktur jembatan Kerch mungkin juga membiat Jerman was was penggunaan rudal tersebut dapat menyulut dan meningkatkan eskalasi dan mempengaruhi kelanjutan kerjasama Jerman – Russia dalam pasokan energi gas yang sementara ini terhenti.