AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Partai oposisi utama Jerman, koalisi Uni Demokratik Kristen (CDU) dan Uni Sosial Kristen di Bavaria (CSU), akan menyerukan pemungutan suara Parlemen Jerman (Bundestag) pada 17 Januari ini untuk pengiriman rudal jelajah siluman Taurus ke Ukraina.
Outlet berita Jerman NTV melaporkan, Ukraina telah melobi untuk membeli senjata buatan Jerman, yang memiliki jangkauan hingga 500 km tersebut sejak Mei 2023.
Namun Kanselir Jerman Olaf Scholz menolak untuk mentransfer rudal Taurus karena khawatir akan terjadi eskalasi dengan Rusia.
Friedrich Merz, pemimpin parlemen CDU, mengumumkan bahwa partainya akan mengajukan mosi untuk sebuah resolusi di Bundestag yang akan menentukan masalah pengiriman Taurus melalui pemungutan suara. Ia menandaskan bahwa Jerman harus total mendukung perjuangan Ukraina.
“Kami menganggap situasi di Ukraina semakin kritis,” kata Merz.
Pemungutan suara tersebut akan menyusul laporan dari Eva Hogl, Komisaris Pertahanan Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD) yang berkuasa.
Merz mengatakan bahwa pasukan Ukraina saat ini tidak memiliki prospek untuk menahan pasukan Rusia, dan rudal jelajah Taurus dapat membuat perbedaan besar.
Dia juga mendesak anggota parlemen yang mendukung pengiriman senjata jarak jauh ke Ukraina untuk menempatkan uang mereka di mulut mereka selama pemungutan suara.
Mantan Presiden Jerman Joachim Gauck mengatakan pada 7 Januari bahwa Scholz harus menyetujui penjualan rudal Taurus ke Kyiv. Komentarnya ini menyusul serangkaian serangan udara besar-besaran Rusia terhadap sasaran sipil di Ukraina.
“Saya tidak mengerti lagi mengapa kita ragu untuk mengirimkan senjata ini,” kata Gauck.
Ukraina telah menerima sistem rudal jarak jauh dari sekutu internasional penting lainnya. Inggris mengirimkan rudal Storm Shadow yang memiliki jangkauan hingga 250 km pada Mei 2023. Sementara Prancis mengirimkan rudal serupa SCALP-EG pada akhir musim panas tahun lalu.
AS juga memberi Ukraina Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) untuk pertama kalinya pada bulan Oktober.
Dikatakan bahwa senjata jarak jauh memungkinkan pasukan Ukraina untuk menyerang sasaran jauh di belakang garis pertahanan Rusia dan di wilayah pendudukan Krimea.
Pemerintahan Zelensky telah melakukan lobi keras untuk membeli Taurus buatan Jerman, yang memiliki jangkauan dua kali lipat dibandingkan SCALP-EG/Storm Shadows atau ATACMS.
“Semakin jauh jangkauan rudalnya, maka semakin pendek pula perangnya,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Agustus 2023.
-JDN-