AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perusahaan pertahanan AS, Raytheon, mendapatkan kontrak senilai 344 juta USD dari Departemen Pertahanan AS untuk memasok bom pintar GBU-553/B StormBreaker kepada militer AS dan negara-negara Eropa seperti Norwegia, Italia, dan Finlandia.
Kontrak ini akan dilaksanakan hingga akhir Agustus 2028, namun tidak disebutkan jumlah bom yang akan diproduksi.
Hingga saat ini Raytheon telah mengirimkan lebih dari 3.000 bom StormBreaker ke Departemen Pertahanan AS dan ke Australia.
Raytheon menyatakan, bom pintar StormBreaker merupakan senjata pengubah permainan dalam skenario pertempuran.
Bom ini dapat menargetkan objek bergerak bahkan dalam kondisi cuaca buruk.
Amunisi bersayap ini memiliki kemampuan otonom untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target bergerak dengan jarak pandang terbatas dalam kegelapan akibat cuaca buruk, kabut asap, maupun debu.
Salah satu keunggulan utama StormBreaker terletak pada ukurannya yang kompak. Selain itu jangkauan operasionalnya melebihi 45 mil yang memungkinkannya untuk menyerang target bergerak dari jarak aman.
Saat ini StormBreaker telah terintegrasi dengan pesawat tempur F-15E Strike Eagle, F-15EX Eagle II, dan F/A-18E/F Super Hornet.
Upaya berkelanjutan sedang dilakukan untuk mengintegrasikan StormBreaker dengan platform tambahan termasuk kepada pesawat F-16 Fighting Falcon, F-22 Raptor dan F-35 Lightning ll.
-RBS-