AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pasukan Rusia tak kunjung minggat dari Ukraina dan terus melancarkan serangan-serangannya dalam Operasi Militer Khusus yang dijalankan atas perintah Kremlin sejak Februari 2022.
Sejumlah negara mitra Ukraina di bawah bendera NATO dan koalisi AS, telah banyak memberikan bantuan militer kepada Ukraina agar Kyiv bisa memenangkan pertempuran yang berlarut-larut melawan Rusia tersebut.
Sejumlah sistem persenjataan, kendaraan-kendaraan tempur Rusia, helikopter, pesawat tempur, hingga kapal perang Rusia telah banyak yang menjadi korban dari sengatan rudal-rudal yang diluncurkan oleh pasukan Ukraina.
Meski demikian, Rusia masih berdiri kokoh dan terus melakukan penyerangan terhadap target-target di Ukraina.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius belum lama ini menyatakan akan memasok Ukraina dengan empat sistem pertahanan udara jarak menengah IRIS-T SLM tambahan.
Sistem untuk mempertebal pertahanan udara tersebut akan dipasok oleh Jerman ke Ukraina mulai tahun 2025.
Rencana pengiriman IRIS-T SLM merupakan bagian dari paket bantuan baru dari Jerman senilai lebih dari 1,3 miliar euro (1,4 miliar USD).
Selain IRIS-T SLM, paket bantuan tersebut mencakup drone dan sistem pertahanan drone, kendaraan ranjau, sistem komunikasi satelit, peralatan perang elektronik, ranjau antitank terarah, hingga peluru artileri.
Jerman telah menjadi pemasok bantuan militer terbesar ke Ukraina setelah AS, meskipun awalnya Jerman enggan memberikan senjatanya.
Pistorius awal bulan ini mengonfirmasi rencana untuk meningkatkan dukungan militer negaranya untuk Ukraina, yakni menjadi 8 miliar USD pada tahun 2024.
Sistem IRIS-T dan radar pelacak Patriot kedua yang diserahkan pada bulan Oktober lalu akan tiba di Ukraina tahun ini.
Sebelumnya prajurit Ukraina juga telah menjalani pelatihan untuk mengoperasikan sistem tersebut.
-RNS-