AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perang telah memicu inovasi suatu negara untuk menghasilkan beragam sistem persenjataan atau peralatan militer dalam negeri. Hal ini juga yang dilakukan Ukraina ketika negara itu digempur oleh pasukan Rusia.
Untuk memenuhi kebutuhan akan drone yang menjadi salah satu kebutuhan vital dalam perang modern saat ini, Ukraina menciptakan beragam kendaraan udara nirawak.
Perusahaan Ukrspecssystems telah melahirkan sejumlah drone seperti PD-1, PD-2 (PD bermakna Drone Rakyat) dan SHARK serta mini-SHARK,
Sejarah kemunculan perusahaan Ukrspecssystem bermula dari adanya kebutuhan militer Ukraina akan UAV. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2014 saat Rusia melakukan penguasaan terhadap Krimea.
Tiga tahun setelah didirikan, yaitu pada 2017, Ukrspecssystem melahirkan drone PD-1. Setahun berikutnya Kementerian Pertahanan Ukraina mulai memesan PD-1 untuk Angkatan Bersenjata Ukraina (AFU).
Produksi PD-1 kemudian dikembangkan pada varian berikutnya yaitu PD-2.
Sementara SHARK mulai diperkenalkan pada bulan Februari 2022 dan mulai diproduksi delapan bulan setelah Rusia melakukan Operasi Militer Khusus (istilah mereka) terhadap Ukraina yang menyebabkan perang berkelanjutan hingga saat ini.
Dikutip dari laman perusahaan Ukrspecssystems, drone SHARK dilengkapi dengan kamera video berkualitas tinggi.
Perusahaan menyebut SHARK UAS merupakan sistem udara tak berawak multifungsi yang sempurna untuk berbagai misi.
SHARK menggabungkan teknologi yang telah terbukti di lapangan dan pengalaman yang kaya dalam penerapan UAV.
Drone ini memberikan kemungkinan untuk pengintaian, pengawasan, identifikasi yang jelas, dan pengenalan yang sepenuhnya otonom dari jarak jauh pada ketinggian yang cukup.
Shark UAV versi militer dilengkapi dengan perlindungan elektronik canggih yang membuatnya sangat tahan terhadap serangan Peperangan Elektronik (EW).
Artinya, meskipun musuh berupaya mengganggu atau mengganggu sistem komunikasinya, UAV SHARK-M dapat terus beroperasi dan memenuhi misinya, serta memberikan informasi intelijen yang berharga.
Perlindungan dari EW ini merupakan keuntungan penting dalam peperangan modern, karena memungkinkan pengoperasian drone tanpa gangguan dan memastikan bahwa informasi penting tidak hilang.
Drone SHARK dengan bobot terbang maksimal (MTOW) 12,5 kg mampu terbang sejauh 80 km atau bertahan di udara selama empat jam. Ketinggian terbang yang dapat dicapai adalah 3.000 m.

SHARK diluncurkan ke udara menggunakan sistem peluncur ketapel. Sistem peluncuran UAV Bungee SCL-2 yang sepenuhnya otomatis memungkinkan peluncuran UAV dengan mudah.
Sistem tangguh ini dilengkapi kontrol cerdas, dapat ditarik dengan satu tombol, dan menghasilkan kecepatan luncuran maksimal hingga 25 m/s.
Perusahaan juga memiliki versi mini dari drone ini. UAV ini lebih kompak, dapat dimasukkan ke dalam dua tas ransel, dan lebih mudah untuk diangkut.
Berbeda dengan SHARK yang diluncurkan dengan sistem ketapel, Mini-SHARK diluncurkan hanya dengan menggunakan tangan. Drone dilengkapi kamera USG-261 dengan 10x optical zoom, memiliki jangkauan hingga 35 km dan durasi penerbangan hingga 2 jam.
-RNS-